Berita Pagaralam

Imbas Gunung Marapi Erupsi, Perayaan Tahun Baru di Puncak Gunung Dempo Pagar Alam Diprediksi Sepi

Ditambah sampai saat ini status GAD masih dilevel II atau Waspada. Belum lagi beberapa waktu lalu GAD juga sempat menyeburkan abu vulkanik.

Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Wawan Septiawan
Tampak kondisi terkini Gunung Dempo Pagar Akan yang masih dalam status Waspada atau level II, Senin (4/12/2023). 

SRIPOKU.COM, PAGAR ALAM - Erupsi Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat beberapa waktu lalu, diprediksi akan berdampak pada menurunnya angka wisatawan yang akan merayakan malam tahun baru 2024 di puncak Gunung Dempo Pagar Alam.


Pasalnya banyak masyarakat yang khawatir kejadian tersebut dapat tiba-tiba terjadi dengan Gunung Api Dempo (GAD).

Ditambah sampai saat ini status GAD masih dilevel II atau Waspada. Belum lagi beberapa waktu lalu GAD juga sempat menyeburkan abu vulkanik.


Hal ini terpantau dari belum adanya data lonjakan calon pendaki gunung Dempo di Badan Registrasi Gunung Api Dempo (Brigade) hingga, Jumat (15/12/2023).

Darid data terakhir, baru terdata dua kelompok pendaki asal luar Kota Pagar Alam yang telah melakukan pendakian.


Arindi, Ketua Brigade Pagar Alam mengatakan, meski tidak ada larangan maupun penutupan jalur pendakian dari Pemerintah kota (Pemkot) Pagar Alam maupun Badan Pusat Vulkanologi Nasional imbas dari penomena erupsi gunung Marapi Sumbar berdampak pada minat pendaki merayakan tahun baru dipuncak GAD.


"Selian itu sekitar dua bulan lalu kawah gunung Dempo sempat juga mengalami dua kali erupsi turut mempengaruhi minat wisatawan yang ingin mendaki," ujarnya.

 

Data yang dihimpun, hingga pertengahan Desember ini belum belum ada kelompok pendaki yang mendaftar ke Brigade. 


"Selain itu ada dampak psikis erupsi Marapi Sumbar pendaki juga sampai saat ini tidak boleh mendekati bibir kawah Merapi Dempo sesuai dengan rekomendasi BVMPG," jelasnya.


Curah hujan yang tinggi juga mempengaruhi minat mendaki gunung Dempo. Dimana saat ini medan pendakian yang cukup curam bisa menjadi sangat licin akibat hujan kemudian di tambah suhu dingin di kawasan puncak Dempo Pagar Alam dapat mengakibatkan penomena hypotermia bagi para pendaki yang kurang persiapan menghadapi kondisi alam.

 

"Saat ini kota Pagar Alam sedang di landa musim penhujan yang terjadi setiap hari, kadang durasinya pun bisa dari pagi hingga malam hari. 

Jadi jalur pendakian ke puncak bisa sangat licin dan serangan hypotermia bisa saja menyerang para pendaki," terangnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved