Pemilu 2024

Perekrutan KPPS Rawan Disusupi Tim Sukses, Pengamat Ungkap Modusnya

Pendaftaran calon anggota KPPS di setiap TPS pada Pileg dan Pilpres 2024 akan dimulai dalam waktu dekat yaitu pada 11 Desember 2023 mendatang.

Editor: adi kurniawan
Handout
Majunya sejumlah nama keluarga dari pejabat Sumsel seperti Herman Deru dan Mawardi Yahya berjamaah nyaleg di Pileg 2024, ini kata pengamat politik 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pendaftaran calon anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden atau Pilpres 2024, akan dimulai dalam waktu dekat yaitu pada 11 Desember 2023 mendatang.

Pembentukan KPPS sendiri dinilai sangat vital, mengingat menjadi wajah dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada hari pemungutan suara.

Sehingga tanggung jawab dari KPU adalah memastikan ketersediaan kebutuhan KPPS, melalui perangkat kelembagaan yang layak untuk bekerja sesuai peraturan Perundang-undangan. 

Namun, aroma 'penyusup' ke tubuh penyelenggara pemilihan umum tingkat paling bawah itu bukanlah hal asing.

Dimana proses pertarungan KPPS, dibidik tim sukses sejumlah calon legislatif (caleg), dan jelas peringatan tegas pun menyasar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan jajarannya. 

Hal ini diungkapkan Pengamat politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes) Bagindo Togar, jika upaya memenangkan partai politik (parpol) dan caleg yang diusung, memaksa para pengurus parpol dan tim sukses caleg memeras otak, dengan berbagai cara pun dimainkan sebagai sebuah strategi demi memenangkan jagoannya. 

"Soal KPPS pesanan Caleg, memang itu jadi bancakan, pasti itulah satu pola sebagai pintu untuk bermain. Itu jadi representasi penyelenggara perekat bagi penyelenggara dan saksi. Itu yang mengaitkan pemerintah lokal RT/ RW untuk diarahkan dalam kendali penyelenggata, dan KPU serta Bawaslu tutup mata, " kata Bagindo, Kamis (7/12/2023). 

Dijelaskan Bagindo, ada upaya yang dilakukan secara sistematis oleh tim sukses tertentu untuk memasukkan 'orang' mereka ke KPPS

"Timses pasti main, dan itu bagian dari caleg-caleg dan ini cenderung permainan caleg atau ranah caleg, sehingga mereka mendorong dan memfasilitasinya mengingat tidak ada seleksi dan syaratnya tidak susah. Walaupun nanti akan dikaitkan di Pilpres, tapi lebih domonian ini pasti kebutuhan caleg meski imbas lainnya bisa saja, " bebernya. 

Bagindo menyatakan, hal itu dilakukan Caleg demi menjaring pemilih 'abu-abu' bahkan penyandang disabilitas yang akan datang ke TPS, sehingga caleg tersebut mendapat suara yang signifikan. 

"Pastinya bisa tugas khusus mereka mempengaruhi pemilih, apalagi ditambah logistik semakin rentan dan semakin parah money politik. Para petahana tetap berusaha sedangkan yang baru ingin lebih juga, " tandasnya. 

Ditambahkan Bagindo, tim sukses yang akan disusupkan ke KPPS, adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dan keberanian, untuk berkomunikasi tetapi juga memahami konteks.

"Pastinya mereka juga paham, dan pastinya petahana merawat KPPS yang lama, dengan dirawat dijaga dan dikembangkan KPPS binaan mereka, itu sederhana, " capnya. 

Dilanjutkan Bagindo, ada begitu banyak celah pelanggaran yang bisa terjadi dalam proses tersebut.

Ia pun menegaskan soal profesionalitas KPPS, dan ini sebuah kerja berat yang harus dipikul KPU untuk menjaring secara ketat para penyelenggara di TPS. Mengingat pengalaman di Pemilu 2019 dan sebelumnya, banyak pelanggaran yang terjadi di TPS karena profesionalisme KPPS yang buruk.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved