Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Membingkai Keikhlasan dalam Beraktivitas agar Bernilai Ibadah

Sementara hakekat ibadah itu sendiri tidak akan ada nilai dan bobotnya di Allah SWT kecuali disertai dengan keikhlasan.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Drs H Salman Rasyidin (Mantan Wartawan Sriwijaya Post/Wakil Sekretaris Dewan Pendidikan Sumsel) 

Banyak ulama yang menyebut bahwa beberapa di antara tanda ikhlas dalam berbuat. Pertama adalah istiqamah, terus-menerus dalam ibadah, baik di saat ada maupun tidak ada orang, dipuji atau dihina. Kedua, tidak ‘ge-er’ karena pujian manusia dan tidak sakit hati karena mendengar hinaan.

Dan yang ketiga, pantang berkeluh kesah karena semuanya diputuskan Allah SWT dengan rahmat, ilmu, dan kebijakan-Nya sehingga tampaklah pada wajahnya yang selalu ter¬se-nyum. Dan tanda keempat, selalu berbaik sangka dengan selalu memuji Allah SWT atas se-gala peristiwa dan kejadian-Nya. Kelima, qanaah, puas bukan hanya dengan nikmat Allah, melainkan atas segala keputusan Allah SWT.

Berikutnya at-tawadhu' (rendah hati), lalu asy-syahiyyu (ringan tangan) untuk memberi. Selanjutnya, bersemangat hanya pada yang halal karena orientasi hidupnya selalu orientasi akhirat. Selalu memaafkan dengan mendoakan orang yang menyakiti, kalaupun dipuji ia balas dengan iringan doa.

Hobi dan kesibukannya adalah bermuhasabah diri dan tidak tertarik mencari aib, kelemahan dan kesalahan orang lain dalam pergaulan dan tutur lisannya secara terus menerus dengan kalimah zikir, istighfar, dan bershalawat kepada hanya Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Hati yang salalu berisi tekad menghidupkan dan mengamalkan sunnah harian Rasulullah SAW. Dan, mudah menitikkan air mata ketika sedang dalam puncak kenik-matan menjalankan ketaatan kepada Allah. Wallahu a'lam. (*)

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved