Mimbar Jumat
Mimbar Jumat: Belajar Menjadi Pendidik Teladan dari Rasulullah Saw
Mudahkanlah dan janganlah kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian saling memberikan kabar yang menakutkan.
Oleh: Dr. Hj. Choirun Niswah, M. Ag.
SRIPOKU.COM -- KEHADIRAN seorang pendidik dalam proses pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan tidak dapat tergantikan walaupun teknologi telah berkembang pesat, namun demikian, masih terdapat fenomena dalam dunia pendidikan, dimana pendidik yang melakukan pekerjaannya kurang bertangungjawab dan jauh dari sosok teladan sebagaimana seharusnya. Allah Swt telah mendelegasikan Nabi Muhammad Saw sebagai teladan bagi seluruh umat manusia. The Best Example, teladan paripurna, sumber teladan yang perlu diterapkan dalam setiap aspek kehidupan sehingga akan membentuk karakter yang berkualitas (Al-Ahzab 21).
Dalam surat Ali Imran 31 disebutkan “Katakanlah ya Muhammad jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, maka Alah akan mencintai kamu. Rasulullah adalah the living Qur’an pada diri Rasulullah tercermin dalam wujud nyata seluruh ajaran Al-Qur’an. Beliau seperti Al-Qur’an merupakan energi alamiah yang dashyat. Kekuatan ciptaan Allah Swt yang menyempurnakan rambu kehidupan dan potensi kekuatan lainnya.
Sinergisitas mengagumkan antara kekuatan langit dengan potensi kekuatan bumi yang berlandaskan Cahaya Ilahi. Hakikat substansial tersebut berhasil disingkap secara paripurna oleh Nabi Muhammad Saw sebagai suluh penerang kehidupan yang benar-benar diutus Allah Swt untuk menerangi kehidupan umat manusia agar selalu berada di atas jalan kebenaran (Al-Ahzab 45-46).
Legitimasi keteladanan Nabi muncul baik secara tekstual dalam Al-Qur’an maupun secara faktual dari umatnya dalam kehidupan beliau kemudian diikuti dengan kecintaan umatnya dari zaman ke zaman, membuktikan bahwa Nabi sebagai sebuah model keteladanan bagi umat manusia secara utuh, sosok ahli ibadah yang senantiasa membenamkan diri dalam peribadatan kepada Tuhannya, sosok legendaris yang gagah berani, sosok politikus yang menyelamatkan manusia dari perpecahan, sosok ayah, suami, dan pemimpin rumah tangga legendaris, sosok seorang kawan, teman dekat, dan sahabat tempat berbagai kesedihan dan menambatkan perasaan dan sosok seorang pendidik ideal.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Al-Ahzab 21 menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai suri tauladan, oleh karena itu pendidik seharusnya memiliki kepribadian yang baik seperti apa yang terdapat pada diri Rasulullah Saw. Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus dimiliki oleh pendidik berupa antara lain konsistensi dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan-larangannya, kegigihan dalam meraih prestasi secara individu dan sosial, ketahanan dalam menghadapi tantangan, rintangan dan godaan serta kecepatan dalam bergerak dan beraktualisasi.
Rasulullah sebagai teladan utama bagi manusia khususnya bagi seorang pendidik. Beliau adalah seorang pendidik profesional yang sempurna bagi muridnya yang kala itu para sahabat dan umatnya yang berhasil menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang baik, mampu memperbaiki tatanan kehidupan masyarakat. Keberhasilan Rasulullah saw karena akhlak dan etika beliau dalam setiap penyampaian ilmunya yang sangat sempurna dan patut untuk diaplikasikan kepada para pendidik masa kini. Setelah Nabi figur teladan selanjutnya adalah para sahabatnya.
Pendidik merupakan figur yang sangat dekat dan yang setiap saat dapat diteladani muridnya. Peran pendidik sebagai pemimpin gerakan perubahan memikul beban berat dalam membimbing muridnya dan mempengaruhi generasi berikutnya. Jika dihubungkan dengan pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan lahirnya generasi baru yang berkualitas, maka peran pendidik dianologikan sebagai peletak dasar.
Karena besarnya fungsi dan kewajiban seorang pendidik sebagai komponen pendidikan, maka diperlukan keteladanan yang unggul dan ideal bagi pendidik untuk mewujudkan cita-cita menjadikan muridnya sebagai generasi yang cemerlang dan berkualitas.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Dalam proses pembelajaran, Nabi selalu melakukannya dengan memberikan contoh langsung, tidak hanya teori, bahkan beliau melakukannya terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada para sahabat. Nabi sebagai pendidik yang menjadi sumber pengetahuan, kiblatnya keteladanan, dan pembimbing yang bijak. Sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah beliau menjadi bukti kelengkapan menjadi seorang pendidik.
Nabi dikenal dengan kepribadiannya yang agung, lemah lembut dalam mendidik, santun dalam bertutur kata, tulus dalam mensyiarkan ilmu pengetahuan, berwibawa, serta ucapannya senantiasa mengandung hikmah sebagaimana Al-Qalam 4 “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur”.
Nabi sebagai pendidik yang agung dan mulia telah mencanangkan pendidikan iman dan akhlak sejak usia dini, meminta kepada orang tua dan pendidik menjadi teladan bagi muridnya. Nabi bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya dengan mengerahkan segala yang beliau punya, jiwa raga untuk mendidik para sahabat dengan pendidikan paripurna, sehingga upaya itu menghasilkan satu generasi yang terbaik sebagaimana disebutkan Al-Qur’an sebagai Khairu ummah “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar dan beriman kepada Allah”.
Sebagai seorang pendidik teladan Nabi selalu mengedepankan fleksibilitas dalam mendidik, artinya tidak kaku dan tidak pula keras (ruhamâ’ bainahum); dan Nabi senantiasa mempermudah. Pada kesempatan lain beliau juga menyampaikan “Mudahkanlah dan janganlah kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian saling memberikan kabar yang menakutkan”.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Kunci utama keberhasilan Rasulullah Saw sebagai pendidik adalah karena beliau senantiasa memberi kemudahan-kemudahan bagi para sahabat yang beliau didik. Meskipun Rasulullah Saw telah mencontohkan cara-cara mendidik yang memudahkan, namun fenomena hari ini tidak jarang terlihat pendidik yang berbuat sebaliknya.
Pendidik yang seharusnya memudahkan justru mempersulit peserta didik; pendidik yang semestinya memberikan kabar gembira dengan motivasi-motivasi yang dapat membangkitkan semangat belajar peserta didiknya justru dijejali dengan ancaman dan kata-kata yang berpotensi membunuh semangat belajar dan bahkan karakter baik yang ada dalam diri peserta didiknya.
Beberapa sifat mulia yang patut diamalkan oleh para pendidik:
Pertama Ikhlas. Seorang pendidik harus menanamkan sifat ikhlas dalam jiwa murid-muridnya, hanya untuk mencari ridha Allah.
Kedua, Jujur, Jujur adalah penyelamat bagi pendidik di dunia dan di akhirat.
Ketiga, satunya kata dengan perbuatan. Adanya perbedaan ucapan dan perilaku seorang pendidik hanya akan membuat seorang peserta didik berada dalam kebingungan.
Keempat, adil dan egaliter, mewujudkan sikap adil dan menyamakan hak setiap murid sangat penting karena akan menebarkan rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka.
Kelima, akhlak mulia adalah sikap terpuji yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Ucapan yang baik, senyuman dan raut muka dapat menghilangkan jarak antara seorang pendidik dengan muridnya.
Keenam, tawadhuk. Dampak dari sifat tawadhuk bukan hanya dirasakan oleh seorang pendidik, tetapi juga akan dirasakan oleh para peserta didik.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijaya Post di bawah ini:

Ketujuh, Sifat berani adalah tuntutan yang seharusnya dipenuhi oleh setiap pendidik. Mengakui kesalahan tidak akan mengurangi harga diri seorang pendidik.
Kedelapan, Jiwa humor yang sehat, dampak positifnya adalah terciptanya suasana nyaman atau pada pertemuan tertentu. Humor yang sehat dapat menghilangkan rasa jenuh, tetapi jelas dengan memperhatikan larangan untuk tidak berlebihan-lebihan. Tidak menyakiti dan menghina dalam bersenda gurau.
Kesembilan, sabar dan menahan amarah, dampak amarah yang tidak terkontrol sangatlah menghinakan.
Kesepuluh menjaga lisan, ejekan dan hinaan hanya akan menyebabkan jatuhnya harkat dan derajat orang. Hal ini akan menimbulkan adanya rasa permusuhan dan kemarahan.
Kesebelas, Sinergi dan musyawarah, bermusyawarah dapat membantu seorang pendidik dalam menghadapi suatu permasalahan atau perkara sulit yang dihadapinya. Meminta pendapat orang lain tidak menunjukkan rendahnya tingkat martabat dan keilmuan sesorang. Bahkan sikap tersebut merupakan pertanda tingginya tingkat kecerdasan dan kebijaksanaan.
Dengan demikian, Nabi sebagai Uswatun Hasanah, bagi semua makhluk di alam semesta. Hal ini sudah ditransformasikan dalam spirit keteladanan dalam berbagai dimensi kehidupan Nabi.
Untuk itu sangat penting menjadikan Nabi sebagai teladan dalam berbagai aktivitas kehidupan. Menurut Imam Al-Ghazali, kunci kebahagiaan umat Islam adalah mengikuti sunnah dan meniru Nabi Saw dalam segala hal yang dilakukan beliau mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. (*)
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.