Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Belajar Menjadi Pendidik Teladan dari Rasulullah Saw

Mudahkanlah dan janganlah kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian saling memberikan kabar yang menakutkan.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Dr Hj Choirun Niswah MAg. (Dosen FITK UIN Raden Fatah Palembang) 

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Kunci utama keberhasilan Rasulullah Saw sebagai pendidik adalah karena beliau senantiasa memberi kemudahan-kemudahan bagi para sahabat yang beliau didik. Meskipun Rasulullah Saw telah mencontohkan cara-cara mendidik yang memudahkan, namun fenomena hari ini tidak jarang terlihat pendidik yang berbuat sebaliknya.

Pendidik yang seharusnya memudahkan justru mempersulit peserta didik; pendidik yang semestinya memberikan kabar gembira dengan motivasi-motivasi yang dapat membangkitkan semangat belajar peserta didiknya justru dijejali dengan ancaman dan kata-kata yang berpotensi membunuh semangat belajar dan bahkan karakter baik yang ada dalam diri peserta didiknya.

Beberapa sifat mulia yang patut diamalkan oleh para pendidik:
Pertama Ikhlas. Seorang pendidik harus menanamkan sifat ikhlas dalam jiwa murid-muridnya, hanya untuk mencari ridha Allah.
Kedua, Jujur, Jujur adalah penyelamat bagi pendidik di dunia dan di akhirat.
Ketiga, satunya kata dengan perbuatan. Adanya perbedaan ucapan dan perilaku seorang pendidik hanya akan membuat seorang peserta didik berada dalam kebingungan.
Keempat, adil dan egaliter, mewujudkan sikap adil dan menyamakan hak setiap murid sangat penting karena akan menebarkan rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka.
Kelima, akhlak mulia adalah sikap terpuji yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Ucapan yang baik, senyuman dan raut muka dapat menghilangkan jarak antara seorang pendidik dengan muridnya.
Keenam, tawadhuk. Dampak dari sifat tawadhuk bukan hanya dirasakan oleh seorang pendidik, tetapi juga akan dirasakan oleh para peserta didik.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijaya Post di bawah ini:

Logo HUT Sripoku 36 Tahun.

Ketujuh, Sifat berani adalah tuntutan yang seharusnya dipenuhi oleh setiap pendidik. Mengakui kesalahan tidak akan mengurangi harga diri seorang pendidik.

Kedelapan, Jiwa humor yang sehat, dampak positifnya adalah terciptanya suasana nyaman atau pada pertemuan tertentu. Humor yang sehat dapat menghilangkan rasa jenuh, tetapi jelas dengan memperhatikan larangan untuk tidak berlebihan-lebihan. Tidak menyakiti dan menghina dalam bersenda gurau.
Kesembilan, sabar dan menahan amarah, dampak amarah yang tidak terkontrol sangatlah menghinakan.
Kesepuluh menjaga lisan, ejekan dan hinaan hanya akan menyebabkan jatuhnya harkat dan derajat orang. Hal ini akan menimbulkan adanya rasa permusuhan dan kemarahan.
Kesebelas, Sinergi dan musyawarah, bermusyawarah dapat membantu seorang pendidik dalam menghadapi suatu permasalahan atau perkara sulit yang dihadapinya. Meminta pendapat orang lain tidak menunjukkan rendahnya tingkat martabat dan keilmuan sesorang. Bahkan sikap tersebut merupakan pertanda tingginya tingkat kecerdasan dan kebijaksanaan.

Dengan demikian, Nabi sebagai Uswatun Hasanah, bagi semua makhluk di alam semesta. Hal ini sudah ditransformasikan dalam spirit keteladanan dalam berbagai dimensi kehidupan Nabi.

Untuk itu sangat penting menjadikan Nabi sebagai teladan dalam berbagai aktivitas kehidupan. Menurut Imam Al-Ghazali, kunci kebahagiaan umat Islam adalah mengikuti sunnah dan meniru Nabi Saw dalam segala hal yang dilakukan beliau mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. (*)

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved