Harga Beras Naik di Sumsel

Ironi, Sumsel Lumbung Beras tapi Harga Tinggi, Herman Deru Bakal Operasi Pasar Tekan Kenaikan Harga

Harga beras di Sumsel terus merangkak naik, padahal Sumsel merupakan salah satu lumbung beras di Indonesia.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Ardi
Beras premium yang dijual di toko sembako Adrian di Pasar Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin, Kamis (21/9/2023). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Harga beras di Sumsel terus merangkak naik, padahal Sumsel merupakan salah satu lumbung beras di Indonesia.

Ironi memang, di provinsi penghasil beras namun harganya tinggi di pasaran.

Bahkan di Banyuasin beberapa bulan terakhir sudah empat kali mengalami kenaikan.

Beras 10 Kg saat ini di pasaran diharga Rp 145 ribu.

Sedangkan untuk beras 5 Kg di harga Rp 70 ribu.

Sedangkan berdasarkan update harga dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, untuk beras medium Rp 12.500 per kg dan beras premium Rp 14.500 per kg. Padahal diawal September untuk beras premium masih diharga Rp 13.500 per kg.

Lantas apa upaya Gubernur Sumsel untuk menekan harga beras yang tinggi di Sumsel ?

Diwawancarai pada Jumat (22/9/2023) Herman Deru akan terus menggelar operasi pasar jika beras terus mengalami kenaikan.

"Adakan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras," kata Deru saat diwawancarai di Griya Agung.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effend mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk menstabilkan harga beras.

"Kita rutin lakukan operasi pasar ke daerah-daerah, dan juga ada bantuan pangan dari pemerintah yang sudah disalurkan sejak awal September," kata Ruzuan, Jumat (22/9/2023).

Menurutnya, secara teknis pemerintah mempercepat proses bantuan pangan dari yang tadinya Oktober, November Desember jadi September, Oktober dan November.

"Diharapkan dengan adanya bantuan pangan pemerintah ini bisa menekan harga beras secara masif. Selain itu beras SPHP masih terus digelontor untuk menstabilkan harga beras," katanya

Menurutnya, untuk kenaik harga beras ini dipengaruhi beberapa faktor seperti, adanya kenaikan harga gabah ditingkat petani misal kalau sebelumnya Rp 5000 per kg kini menjadi Rp 6.800 per kg. Kemudian adanya el nino, meskipun belum begitu besar dampaknya.

"Untuk pasar murah rutin diadakan seperti pada 25 September mendatang akan diadakan di Banyuasin. Lalu 2 Oktober di Kalidoni, 10 Oktober di OKI dan lain-lain," ungkapnya

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved