Dance Korea di UIN Palembang
Usai Tampilkan 5 Wanita Dance Korea, Perwakilan Fakultas Adab UIN Raden Fatah Palembang Bereaksi
Perwakilan mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Negeri Islam (UIN) Raden Fatah Palembang akhirnya buka suara.
Penulis: pairatkhadafi | Editor: pairat
SRIPOKU.COM - Berikut reaksi perwakilan mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang usai tampilkan 5 wanita dance korea di kampusnya viral.
Perwakilan mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang akhirnya buka suara.
Sebelumnya, penampilan 5 orang wanita terlihat asyik dan enerjik nge-dance di kampus UIN Raden Fatah Palembang terlanjur viral di sosial media.
Aksi 5 orang wanita nge-dance Korea tersebut menyedot perhatian publik manakala ditampilkan di hadapan mahasiwa yang sedang mengikuti kuliah Iftitah di kampus UIN Raden Fatah Palembang.
Sontak aksi 5 orang wanita nge-dance tersebut menuai beragam komentar miring.
Bahkan adanya penampilan dance tersebut dianggap telah mencoreng nama baik UIN Raden Fatah Palembang.
Aksi 5 orang nge-dance Korea di kampus UIN ini pertama kali diabgikan oleh akun Instagram @ampera.kita, Selasa (22/8/2023).

Seperti diketahui 5 orang wanita nge-dance Korea ini diketahui tampil dalam rangkaian acara Kuliah Iftitah di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang.
Dalam video yang diunggah tersebut tampak 5 perempuan lihai ngedance di hadapan penonton yang berhijab.
Kelima perempuan itu mengenakan setelan baju basket dengan rambut tergerai.
Mereka menampilkan dance korea dengan diiringi lagu Bang Bang Bang dari boyband BigBang.
Aksi perempuan ngedance tanpa menggunakan hijab tersebut dianggap tak sesuai aturan kampus UIN Raden Fatah Palembang.
Menanggapi video 5 orang wanita nge-dance Korea di kampus UIN Raden Fatah Palembang, pihak perwakilan dari mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora pun akhirnya buka suara.
Bak gayung bersambut, akun instagram @pmii_adabhumaniora akhirnya mengklarifkasi peristiwa sebenarnya terjadi yang diunggah akun @ampera.kita.
Tampak @pmii_adabhumaniora mengunggah tangkapan layar yang menyebut, "UIN Raden Fatah Palembang, Pantaskah hari ini UIN Palembang dikatakan Kampus Islam?"
Lantas, ia pun merujuk dalam Pedoman Ormawa UIN Raden Fatah Palembang BAB IV pasal 8 menjelaskan beberapa poin bahwa ketentuan pakaian yang dikenakan seorang mahasiswa.

Bahkan ia sangat menyayangkan akun media sosial @ampera.kita memberikan informasi yang salah dan dengan diksi cenderung menjatuhkan pihak kampus.
Lebih jauh, ia mengatakan oknum tersebut terlihat menggiring opini publik dan menyebabkan kesalahpahaman publik.
Secara detail akun tersebut menampilkan dua poin penting dari kegitan tersebut.
Berikut caption yang diunggah oleh @pmii_adabhumaniora yang diduga merupakan wadah mahasiswa perwakilan Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang.
1. Pada kuliah iftitah FAHUM UIN Raden Fatah Palembang terdapat kegiatan pertukaran budaya Dan penandatangan MOU antara UIN Raden Fatah Palembang dengan Y_Efec Republik Korea. Bukan hanya menampilkan budaya Korea tetapi fakultas adab memperkenalkan budaya melayu kepada orang Korea juga. Ini sebagai bentuk dukungan jajaran dekanat Dan civitas akademika FAHUM untuk mencapai visi mendunia uin Raden Fatah palembang. Bukan kah sebagai Mahasiswa uin Kita harus mendukung kegiatan positif ini?
2. Hijab bukanlah budaya Korea. Lalu mengapa Kita memaksakan budaya Islam kepada orang non-muslim. Kami Rasa admin @ampera.kita tidak mengerti atau tidak pernah membaca tentang moderasi beragama Yang menjunjung toleransi beragama dan Saling menghargai Antar Umar beragama.
Terkahir, ia meminta publik untuk bijaklah dalam bermedia.
"Kita memang bebas berpendapat namun kritikan haruslah disertakan Saran Yang membangun
Terimakasih wassalamualaikum wr.wb" tulis akun @pmii_adabhumaniora dikutip Sripoku.com, Rabu (23/8/2023).
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Buka Suara
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang Dr. Endang Rochmiatun, S.Ag., M.Hum buka suara terkait viralnya dance Korea di dalam kampus saat kuliah iftitah.
Endang meminta masyarakat bisa menyikapi hal itu dengan arif dan bijaksana.
Sebab kata dia, bicara soal kebudayaan tidak bisa di klaim ini itu.
"Kami berharap masyarakat bisa bijak menyikapi adanya dance Korea di Kampus UIN Raden Fatah Palembang," kata Endang, Selasa (22/8/2023).

Endang mengakui peristiwa dance Korea di Fakultas Adab terjadi pada hari ini.
Pada momen kuliah perdana itu ada salah satu lembaga pendidikan di Korea bertamu ke UIN, karena UIN ada Fakultas Kebudayaan maka ditunjuklah ke Fakultas Adab dan Humaniora.
"Kita membincangkan tentang kebudayaan kita dan tentunya setidaknya kita juga boleh mengenal kebudayaan mereka secara umum," ungkapnya.
Menurutnya, karena konteks nya kebudayaan kebetulan ada kegiatan yang temanya membincangkan kebudayaan masuk di kuliah tamu. Mereka juga punya gelar PhD yang memang kajian nya seputar kebudayaan.
"Kebetulan pas kunjungan tersebut kita rangkaikan dengan kuliah umum tentang kebudayaan. Ada juga narsumnya sejarahwan dari Unsri, tetang kebudayaan Melayu konteks nya pada eksistensi bagi generasi muda," katanya.
Sedangkan mereka menyampaikan tentang kebudayaan perdagangan, arkeolog dan lain-lain secara umum.
Mereka membawa delegasi sebanyak 17 orang, termasuk ada mahasiswanya juga dan pencinta budaya yang ingin belajar di sini.
"Mereka juga hadirnya sudah siang, rangkaian kuliah umumnya sudah dilakukan sejak pagi," kata dia.
Lalu disepakati juga ada MoU antara UIN Raden Fatah Palembang dengan YEPIC Organization South Korea.
Karena mereka melihat masih ada waktu mereka izin untuk tampil.
"Sebelumnya kita juga menampilkan budaya kita seperti tari tanggai dan lain-lain. Lalu mereka izin untuk tampil dan ternyata itu yang diviralkan orang. Padahal mereka juga menampilkan tarian yang lainnyanya juga," katanya
Nah namanya tamu, dan belajar kan tidak membatasi itu karena itu budaya di lingkungan mereka dan mungkin memang budaya kita.
"Namun karena mereka tamu masak mau distop kan," kata dia.
Menurutnya, sepertinya yang memviralkan itu bukan mahasiswa UIN. Karena memang tidak bisa memfilter mahasiswa yang masuk ke acara tersebut.
"Dari segi pakaian tertutup, masih wajar karena mereka juga non muslim. Mereka yang tampil Mahasiswi dari Korea. Namun ini juga jadi sebuah pembelajaran bagi kita, karena ada pro dan kontra," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.