Mimbar Jumat
Mimbar Jumat: Gaya Hidup Berkelanjutan dalam Perspektif Islam
Gaya hidup berkelanjutan bertujuan untuk melindungi lingkungan untuk generasi sekarang dan masa depan serta menjaga keseimbangan ekologi planet ini.
Oleh: Dr. Maftukhatusholikhah, M. Ag
(Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang)
SRIPOKU.COM -- KITA sering mendengar istilah gaya hidup diperbincangkan untuk menunjukkan kebiasaan-kebiasan manusia, misalnya gaya hidup artis, gaya hidup remaja, gaya hidup mahasiswa, atau gaya hidup perkotaan /urban, gaya hidup masyarakat desa dan lain-lain.
Namun istilah gaya hidup berkelanjutan mungkin masih kurang popular dibandingkan istilah-istilah tersebut di atas. Padahal dalam konteks tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Depelovment Goals disingkat SDGs yang meliputi 17 Pillar pembangunan, tuntutan untuk melakukan gaya hidup berkelanjutan merupakan suatu keniscayaan.
Tulisan ini secara khusus akan mengupas bagaimana gaya hidup berkelanjutan dalam perspektif ekonomi islam dan ajaran islam pada umumnya. Karena menghadirkan kembali pemikiran Islam dalam dialog peradaban global-industrial modernisme; dan pemberdayaan sosial-politik dan ekonomi termasuk dalam konteks SDGs ini, merupakan salah satu tugas yang diemban kaum Muslimin dalam menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi manusia (ukhrijat li an-nass).
Apa Gaya Hidup Berkelanjutan?
Jika kita membuka laman Wikipedia, Gaya hidup (lifestyle) secara sederhana dapat diartikan bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gayanya menjalani hidup, bisa dilihat dari, pakaiannya, konsumsinya, kebiasaan-kebiasaan, dan lain-lain. Dalam hal ini gaya hidup yang berkelanjutan merupakan suatu praktik menjalani kehidupan dengan cara mencoba untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh individu-individu atau kelompok terhadap lingkungan, ekonomi, dan Masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup saat ini tanpa membahayakan kapasitas generasi mendatang.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:
Dalam konteks SDGs, imensi gaya hidup berkelanjutan dalam pembangunan mencakup empat tujuan yaitu: air bersih dan sanitasi (SDG-6); energi yang terjangkau dan bersih (SDG-7); kota dan masyarakat yang berkelanjutan (SDG-11) dan konsumsi serta produksi yang bertanggung jawab (SDG-12). Dengan kata lain gaya hidup berkelanjutan menekankan pada konservasi sumber daya, mengurangi limbah, dan menerapkan kebiasaan ramah lingkungan dalam memenuhi kebutuhan air dan energi, membangun kota dan Masyarakat, serta melakukan produksi dan konsumsi yang harus dilakukan secara bertanggung-jawab.
Bicara mengenai pengelolaan sumber daya, gaya hidup yang berkelanjutan menekankan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara bijaksana dan efektif. Hal ini termasuk menilai sumber daya yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari, menggunakan air dengan bijak dan menghemat energi, serta memaksimalkan sumber energi terbarukan.
Terkait pola konsumsi yang bertanggung jawab, gaya hidup yang berkelanjutan mendorong pemilihan produk yang baik untuk lingkungan. Hal ini dapat dicapai dengan membatasi pembelian barang sekali pakai, berinvestasi pada barang berkualitas tinggi dan tahan lama, serta membantu bisnis yang berdedikasi pada praktik bisnis berkelanjutan. Sehingga tidak heran muncul istilah sustainable fashion, sayuran atau makanan organic, dan produk-produk berkategori seperti itu yang dapat diterima global atau bisa menembus pasar ekspor.
Bagian dari gaya hidup yang berkelanjutan juga termasuk meminimalkan jumlah sampah yang dihasilkan. Dengan mendaur ulang sampah atau limbah, memilih kemasan yang ramah lingkungan, dan menghindari produk yang sulit terurai. Selain itu menerapkan pola makan yang berkelanjutan berarti membatasi asupan daging dan produk hewani lainnya serta memilih produk organik dan produk yang ditanam secara lokal.
Pola makan yang berkelanjutan juga meningkatkan kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Dalam hal ini tentu saja masih lekat dalam ingatan kita, bagaimana pandemic Covid 19 yang diyakini berawal dari pola makan manusia yang mengkonsumsi hewan (kelelawar) yang menularkan virus yang bisa memberikan efek yang sangat buruk bahkan mengganggu Kesehatan yang mebahayakan manusia dan menimbulkan kematian massal. Hewan yang sebenarnya dalam posisi rantai makanan memang sejatinya bukan untuk dikonsumsi oleh manusia.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Komponen utama lainnya dari gaya hidup berkelanjutan adalah mengurangi penggunaan mobil bertenaga bahan bakar fosil dan menggantinya dengan moda transportasi berkelanjutan seperti menggunakan transportasi umum, bersepeda, atau bahkan berjalan kaki yang tentu saja lebih menyehatkan.
Pandangan Islam Terkait Dimensi Pembangunan Gaya Hidup Berkelanjutan?
Terkait SDG-6 (air bersih dan sanitasi) ajaran Islam sudah sangat jelas dalam Al Qur'an dan Sunnah yang mengajarkan bahwa Air adalah kehidupan dan berkah dari Allah (Al Qur'an, Al Araf: 57; Shurah: 28). Tidak ada makhluk hidup yang dapat bertahan hidup tanpa air dan setiap makhluk hidup diciptakan dari air (Al Qur'an, An Nur: 45; An Anbiya: 30), Sehingga Nabi melarang air tercemar untuk dikonsumsi dan memerintahkan untuk tidak membuang-buang air meskipun seseorang berdiri di dekat air yang mengalir. Dengan kata lain kebijakan terkait konservasi air merupakan ajaran Islam.
Terkait SDG-7, energi yang terjangkau dan bersih, yang dalam hal ini harus didukung adanya kemajuan teknologi dalam rangka meningkatkan spesialisasi dan membuahkan efektivitas yang memacu pertumbuhan produksi, itupun sejalan dengan prinsip Islam yaitu konsep maslahah. Menggunakan energi dengan hemat sangat seslaras dengan ajaran Islam yang menentang pemborosan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.