Opini: Tahun 2024, Sumsel Memasuki Era Ageing Population
Permasalahan yang lazim terjadi saat ini adalah waktu tunggu pasien sampai dengan mendapatkan pelayanan kesehatan yang ditanggung BPJS cukup lama.
Beberapa konsekuensi yang akan terjadi di Sumsel jika telah memasuki era ageing population adalah penurunan tingkat partisipasi angkatan kerja. Semakin bertambahnya angka harapan hidup diikuti dengan penurunan drastis jumlah kelahiran, menjadikan penduduk usia lanjut selalu bertambah setiap tahunnya namun tidak disertai dengan peningkatan penduduk usia produktif yang baru. Akibatnya, jumlah penduduk yang bekerja/siap bekerja akan selalu berkurang.
Dampak lainnya yaitu terjadi penurunan produktifitas imbas dari penyusutan jumlah penduduk yang bekerja. Saat ini, sebagian besar penduduk Sumsel atau 58,03 persen bekerja pada sektor informal (BPS Sumsel, 2022), dimana pekerja pada sektor ini cenderung mengutamakan keterampilan dan kemampuan dalam mencari nafkah. Sehingga dengan bertambahnya umur, pekerja informal cenderung akan mengurangi produktifitasnya dalam menghasilkan barang dan jasa. Akhirnya, ketika produktifitas penduduk disuatu wilayah menurun, maka akan mengakibatkan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi serta mengarah pada perekonomian yang stagnan sebagaimana terjadi pada ekonomi negara Jepang saat ini.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Berikutnya, ageing population berdampak terhadap beban pengeluaran daerah yang harus menyediakan berbagai macam belanja kesehatan bagi manula. Selain itu, keuangan daerah juga akan tergerus untuk biaya belanja penyediaan fasilitas khusus bagi lansia baik ditempat-tempat umum maupun moda transportasi publik. Disisi lain, penerimaan daerah dari pajak merosot tajam dipicu berkurangnya penduduk usia produktif yang bekerja dan membayar pajak.
Hal terakhir yang sangat mengerikan adalah terkait perubahan sosial yang bukan mustahil terjadi di Sumsel pada masa yang akan datang yaitu fenomena Kodokushi (solitary death) dimana seseorang meninggal sendiri tanpa ada orang yang mengetahuinya. BPS mencatat bahwa usia harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada usia harapan hidup laki-laki yaitu masing-masing selama 75,23 tahun dan 71,24 tahun pada tahun 2022. Adanya gap UHH antara laki-laki dan perempuan tampaknya akan menghadirkan loneliness atau kesendirian seseorang di usia senjanya sehingga pada akhirnya terjadi sesuatu yang ditakutkan tersebut.
Dalam mengantisipasi dampak negatif graying population tersebut maka hendaknya pemerintah daerah mulai atensi terhadap isu-isu kependudukan yang terjadi di wilayah ini. Seperti melakukan kampanye yang masif terkait pentingnya membentuk keluarga yang terencana dan bahagia dengan memiliki anak sebagai investasi di masa yang akan datang. Kecenderungan di daerah perkotaan dan industri, dengan meningkatnya jenjang pendidikan yang ditamatkan serta semakin lebarnya kesempatan kerja khususnya bagi perempuan, akan mengakibatkan terjadinya penurunan fertilitas oleh perempuan. Bahkan dibeberapa negara maju seperti Jepang dan Inggris, banyak penduduk yang memilih untuk hidup sendiri tanpa pasangan ataupun menikah dengan komitmen tidak memiliki anak (child-free). Alhasil, pemerintah daerah harus menjaga TFR penduduk Sumsel pada replacement level sebanyak 2,1 kelahiran untuk setiap perempuan sehingga penduduk yang lahir akan menggantikan generasi sebelumnya.
Kemudian, pemerintah daerah diharapkan juga mampu membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan formal yang sanggup memperkerjakan pekerja terampil dan terdidik serta memanfaatkan teknologi terkini dalam mencapai produktifitas yang optimal. Sebagaimana diketahui, daerah yang kita cintai ini sedang memasuki bonus demografi dari beberapa tahun lalu dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2040. Kondisi dimana jumlah usia produktif memiliki porsi lebih banyak dibandingkan usia non-produktif harus dimanfaatkan oleh pemangku kebijakan dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak. Sehingga, para usia produktif yang bekerja akan cakap dalam memberikan kontribusi pembiayaan kelompok lansia saat ini sekaligus menabung untuk masa depan mereka sendiri ketika beranjak tua.
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Terakhir, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang mumpuni baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya serta didukung kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, menjadi kunci dalam menghadirkan penduduk yang tidak hanya bertambah usia harapan hidupnya tetapi juga hidup lama dengan sehat agar selalu produktif.
Permasalahan yang lazim terjadi saat ini adalah waktu tunggu pasien sampai dengan mendapatkan pelayanan kesehatan yang ditanggung BPJS cukup lama. Dibanyak tempat di berbagai level fasilitas kesehatan, terlihat antrian panjang para calon pasien yang menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Tak jarang, beberapa pasien harus datang subuh agar mendapatkan kuota pasien yang akan mendapatkan pelayanan kesehatan di siang/sore harinya. Celakanya lagi, sebagian besar pasien tersebut adalah lansia dan mungkin juga tergolong loneliness (pasangannya telah meninggal dan anak-anaknya sibuk bekerja). Sehingga banyak penduduk lansia apalagi penduduk usia produktif yang enggan untuk memeriksakan kesehatannya.
Masih di taman yang sama dengan waktu yang berbeda, kali ini mencoba untuk mengamati sesuatu yang lebih unik. Didapatkan bahwa jumlah orang/pasangan yang membawa anak-anak ke taman tersebut, lebih sedikit dibandingkan dengan orang/pasangan yang membawa binatang peliharaan (anjing). Jadi, jangan heran jika ada orang/pasangan yang mendorong stroller bayi ataupun menggendong gendongan bayi ke taman tetapi isinya bukan bayi/anak kecil melainkan anjing kudel yang lucu nun menggemaskan. Sebagian besar masyarakat Jepang beranggapan bahwa mengurus binatang peliharaan tidak lebih merepotkan ketimbang merawat bayi/anak.
Semoga dengan antisipasi dini yang tepat terhadap dampak negatif dari hadirnya era ageing population di Sumsel, hal yang mengerikan di atas tidak akan terjadi di daerah yang kita cintai ini pada masa yang akan datang. (*)

Pemuda Musi Banyuasin Menuju Negeri Sakura, Raih Kesempatan Magang di Jepang |
![]() |
---|
VIRAL Pria Asal Indonesia Bobol Toko Barang Antik di Jepang, Curi Barang-barang Senilai Rp 1 Miliar |
![]() |
---|
Membedah Label Negatif Generasi Z, Manja dan Mudah Tertekan |
![]() |
---|
Kunci Jawaban IPAS Kelas 6 SD Halaman 40 Kurikulum Merdeka Semester 1, Kedatangan Penjajahan Jepang |
![]() |
---|
45 Contoh Ucapan 17 Agustus HUT ke - 80 RI dalam Bahasa Jepang, Terjemahan dan Cara Pengucapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.