Anggota Densus 88 Ditembak Senior

Firasat Kejanggalan, Keluarga Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage Minta Autopsi Ulang 'Tak Masuk Akal'

Kasus kematian Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage menuai sorotan tajam, pihak keluarga tak terima minta autopsi ulang, begini pengakuannya.

Penulis: Melati Putri Arsika | Editor: Fadhila Rahma
capture/TribunPontianak
Firasat keluarga Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage sebut ada yang janggal minta autopsi ulang. 

SRIPOKU.COM - Kasus kematian Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage menuai sorotan tajam.

Meninggalnya Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage disebut sebagai kasus Sambo Jilid II.

Pasalnya kematian Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage diduga terjadi karena ditembak oleh oknum senior sesama anggota Polri.

Baca juga: Video: Hotman Paris Turun Tangan, Siap Bantu Keluarga Ignatius Anggota Densus 88 Tewas Ditembak

Oleh karena itu, pihak keluarga Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage merasakan ada firasat yang aneh.

Melalui Penasihat Hukum keluarga, Jelani Christo terungkap firasat aneh dari keluarga Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

Dari informasi yang diterima Jelani Christo diungkap kronologi awal kejadian tembak menembak.

Jelani Christo menjelaskan bahwa korban mendapat luka tembak karena rekannya sesama anggota Polri saat bertugas di Densus 88 Mabes Polri mengeluarkan senjata.

Kemudian senjata itu tiba-tiba meletus mengenai korban. Insiden ini menjadi pukulan mendalam bagi keluarga korban.

Oleh karena ini muncul firasat adanya kejanggalan di balik meninggalnya Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

"Dari pihak keluarga yang kami dapatkan atas tewasnya Bripda Ignatius kami menduga ada indikasi atau dugaan pembunuhan," ujar Jelani Christo melansir dari TribunPontianak, Kamis (27/7/2023).

"Tersebut direncanakan dengan sangat canggih dan matang oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," sambungnya.

Baca juga: Video: Sosok Bripda Ignatius Dwi Frisco, Polisi yang Tewas Ditembak 2 Seniornya, Anak Tokoh

Tak hanya sampai disitu, Jelani Christo membeberkan beberapa kronologi kejadian yang diterimanya.

"Berdasarkan informasi juga yang kami dapatkan dari beberapa Rekan yang sudah mendapatkan keterangan dari pihak kepolisian bahwa Pukul 01.42 WIB, Bripda IV mengeluarkan senpi dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada korban," jelasnya.

"Tiba - tiba senjata itu meletus dan mengenai leher korban," imbuhnya.

Informasi tersebut dinilai Jelani Christo ada kejanggalan yang patut untuk dipertanyakan.

Sehingga ia menduga bahwa kematian Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage tergolong tidak wajar.

"Hal tersebut di atas menurut hemat kami ada Kejanggalan dan ada Skenario Kejahatan besar dan sangat tidak masuk akal," ungkapnya.

Baca juga: Profil Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, Anggota Densus 88 yang Jadi Korban Polisi Tembak Polisi

Kolase Bripda Igantius dan Ferdy Sambo
Kolase Bripda Igantius dan Ferdy Sambo (Kolase)

Maka dari itu, pihak keluarga ingin melakukan autopsi ulang terhadap jasad Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

Hal itu lantaran adanya kejanggalan yang membuat firasat aneh atas kematian yang dinilai tak masuk akal.

"Kami kuasa hukum keluarga korban juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga agar dilakukan autopsi ulang guna membuka terang penyebab tewasnya mendiang Bripda Ignatius," tegasnya.

Selain itu, pihaknya mendesak Presiden RI Jokowi, Menkopolhukam Mahfud MD, Kapolri dan Kadiv Propam Polri untuk Segera mengusut dengan tuntas, transparan, profesional, dan berkeadilan.

Sebab kematian Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage menjadi awal adanya penentangan perbuatan pidana pembunuhan dari anggota Densus 88.

"Kami sangat menentang atas perbuatan Pidana Pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," katanya.

Dapatkan berita terkait dan informasi penting lainnya dengan mengklik Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved