Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Menelusuri Jejak Ramadhan

Ya Allah, mohon terimalah puasa kami, shalat kami, doa kami, dan seluruh amal shalih kami.

|
Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
DR. Hj. Uswatun Hasanah, M.Ag. (Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Dirda LPPK Sakinah Kota Palembang) 

Bukanlah sesuatu yang benar, jika meninggalkan amalan karena takut riya ataupun berhenti berbuat, khawatir niat terkotori oleh kebaikan dunia. Perlu dipahami bahwa sama saja antara melanjutkan beramal ataupun menghentikannya karena sebab selain Allah. Perbuatan tersebut sama-sama disebut sebagai riya.

Fudhail bin Iyadh mengatakan bahwa meninggalakn suatu amal karena manusia adalah riya, beramal karena manusia adalah riya, ikhlas adalah, melakukan amalan disebabkan untuk mencari keridhaan Allah. Terbaik adalah belajar dan berusaha terus tanpa lelah, sambil meminta perlindungan kepada Allah, di antaranya dengan banyak mengucap kalimat istighfar. Jika ibadah Ramadhan tidak diiringi dengan niat ikhlas karena Allah, wajar saja jejaknya cepat hilang, dan gemanya tidak sampai ke hari pembalasan. Karenanya perbaiki dan perbaharui niat.

Cara kedua, yang harus dilakukan untuk menjaga keistiqamahan ibadah Ramadhan adalah bergaul dengan orang-orang shalih. Berteman dengan orang baik dan senantiasa menjalankan ibadah dan memelihara ketaqwaan sangat membantu dalam menjaga stabilitas keimanan. Firman Allah: “Bagaimana mungkin kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian …” (Q.S. Al-Imron, 101). Allah juga menasihatkan bahwa hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang benar (Q.S. Al-Taubah, 119).

Rasul bersabda bahwa: “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak” (H.R. al-Bukhariy, 2101).

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Keberadaan seorang teman tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan dunia tetapi juga kehidupan akhirat. Memilih teman tidak hanya terkait kebaikan dunia terlebih lagi untuk kehidupan akhirat yang kekal abadi baik siksa ataupun bahagianya. Jika kepergian Ramadhan menanggalkan motivasi dan semangat untuk menjalankan ibadah maka mencari dan berkumpul dengan teman-teman shalih adalah sebuah upaya yang bisa dilakukan untuk mengembalikan semangat beribadah. Teman yang shalih akan mengajak kepada kebaikan memotivasi untuk tetap berdzikir dan bermohon kepada Allah dalam keadaan apapun, berlomba-lomba memperbanyak membaca al-Qur’an, saling menasihati dalam kebaikan serta mengikuti beragam majelis yang dapat menjaga dan meningkatkan amal kebaikan.

Metode ketiga adalah mengingat mati. Dalam memotivasi diri kepada kebaikan untuk kehidupan di dunia dan akhirat adalah mengingat mati. Hakikat mengingat kematian bukan untuk melemahkan semangat hidup, menghancurkan cita-cita dan menepis asa. Akan tetapi justru meningkatkan semangat untuk berbuat dan menmpersembahkan hal-hal terbaik dalam kesempatan hidup yang tidak lama. Di kehidupan dunia yang hanya sementara ini, perbanyak karya, meraih prestasi di berbagai bidang. Tidak ada yang sia-sia di mata Allah asalkan tidak lupa meniatkannya sebagai ibadah.

Mengingat kematiana dalah cara untuk memahami tujuan hidup. Mencari, mengumpulkan kebaikan sebanyak-banyaknya untuk kehidupan akhirat. Apapun yang dilakukan dengan motivasi ibadah dan mengingat kematian secara benar justru akan membawa hasil kerja yang maksimal. Yaitu menambah frekuensi, melakukan semua pekerjaan sebaik mungkin, sebagai amal untuk akhirat dan jariyah bagi generasi selanjutnya. Tidak ada seorang pun yang ingin diingat sebagai seorang yang buruk setelah kepergiannya, apalagi yang didoakan kepergiannya sebelum ia benar-benar pergi.

Mengikuti jejak-jejak Ramadhan salah satunya dengan melantunkan doa kebaikan sepanjang tahun. Karena kesempurnaan sebuah ikhtiar hanyalah jika ditutup dengan doa dan tawakkal kepada Allah. Misalnya dengan membaca: Allahumma Taqabbal shiyaamanaa wa qiyaamanaa wa du’aaanaa wa shaalih a’maalina, “(Ya Allah, mohon terimalah puasa kami, shalat kami, doa kami, dan seluruh amal shalih kami.”) Amin.***

Update COVID-19 22 Juni 2023.
Update COVID-19 22 Juni 2023. (https://covid19.go.id/)
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved