Berita Nasional

Denny Indrayana Minta Jokowi Dicopot, Eks Wamen Kirim Surat ke DPR dan Ungkap 3 Dugaan Pelanggaran

Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indraya meminta Presiden Jokowi dicopot.

Editor: Yandi Triansyah
Kolase Sripoku.com
Denny Indrayana berkirim surat ke DPR minta Presiden Jokowi dicopot 

3. Presiden Jokowi Gunakan Kekuasaan Tekan Parpol untuk Tentukan Capres-Cawapres 2024

Denny menyampaikan, Presiden Jokowi menggunakan kekuasaannya untuk menekan pimpinan partai politik (parpol) dalam menentukan arah koalisi dan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024.

"Berbekal penguasaannya terhadap Pimpinan KPK, yang baru saja diperpanjang masa jabatannya oleh putusan MK, Presiden mengarahkan kasus mana yang dijalankan, dan kasus mana yang dihentikan, termasuk oleh kejaksaan dan kepolisian."

"Bukan hanya melalui kasus hukum, bahkan kedaulatan partai politik juga diganggu jika ada tindakan politik yang tidak sesuai dengan rencana strategi pemenangan Pilpres 2024," ujar Denny.

Dalam hal ini, Denny Indrayana juga menegaskan tidak rela UUD 1945 terus menerus dilanggar oleh Presiden Jokowi demi cawe-cawe yang dilakukannya itu.

Di mana, cawe-cawe tersebut dinilai bukanlah untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Dalam pandangan saya adalah semata untuk kepentingan pribadi dan demi oligarki bisnis di belakangnya," ucapnya.

Kata Pengamat soal Cawe-cawe Presiden Jokowi

"Saya kira Jokowi ingin memastikan kepada publik bahwa di 2024, Jokowi itu akan cawe-cawe terkait dengan urusan Pilpres," ucap Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (31/5/2023).

Cawe-cawe itu dimaksudkan Presiden Jokowi untuk memastikan bahwa Pemilu 2024 berlangsung secara adil, jujur, dan transparan.

Sehingga tidak ada polarisasi yang ekstrem, di mana hal tersebut dikhawatirkan akan memecah belah rakyat.

"Cawe-cawe yang pertama itu Jokowi ingin memastikan bahwa Pemilu itu akan berlangsung adil, jujur, transparan, sehingga tidak ada polarisasi yang cukup ekstrem yang dikhawairkan akan membelah rakyat," ungkap Adi.

Kemudian, cawe-cawe yang ramai dibicarakan publik belakangan ini adalah Presiden Jokowi yang ingin memastikan juga mengenai siapa yang nantinya menjadi presiden, menggantikan dirinya.

"Tapi pada saat yang bersamaan ini, cawe-cawe yang kedua, ini yang ramai dibicarakan publik, bahwa Jokowi juga ingin memastikan bahwa siapapun nantinya yang jadi presiden adalah mereka yang mampu melanjutkan semua hal yang dilakukan oleh Jokowi."

"Karenanya, Jokowi dengan bahasa yang secara eksplisit menyampaikan bahwa di Pilpres, yang bertanding itu jogetnya boleh berbeda tapi gerakaannya harus sama-sama ke depan," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved