Wanita di Murata Meninggal Melahirkan

Update Kasus Ibu & Bayi Meninggal Saat Lahiran di Puskesmas Pauh Muratara, Dinkes Turun Investigasi

Dinas Kesehatan bergegas turun ke lapangan karena mereka mengaku baru mengetahui ada kejadian itu meski telah 20 hari yang lalu.

Editor: Odi Aria
Handout
Viral seorang suami curhat mengenai istri dan calon bayinya meninggal saat melahirkan, Senin (29/5/2023). 


"Sebenarnya mereka bukan mau tidur, mereka mau istirahat saja, karena bukaannya masih lama, mereka tahu perkiraan jamnya, nah salahnya dia bilang mau tidur, jadi emosi lah suaminya, dan itu wajar," katanya. 


Zharifa yang juga merupakan seorang bidan menjelaskan bahwa tidak semua kondisi ibu hamil ketika pecah ketuban akan langsung melarikan. 


Katanya, ada banyak kasus persalinan yang jarak pecah ketuban dengan waktu melahirkannya cukup lama hingga berjam-jam. 


"Tidak harus pecah ketuban itu langsung lahir, kadang memang ada yang berjam-jam, karena menunggu sampai pembukaan lengkap," jelasnya. 


Terkait pertimbangan bidan belum memutuskan untuk dirujuk seperti yang dikesalkan oleh suami pasien, Zharifa mengatakan bidan mengacu pada partograf persalinan. 


Sementara dari partograf persalinan pasien menunjukkan bahwa belum menyentuh garis waspada sehingga dianggap masih aman dan terkendali. 


"Mereka (bidan) mengacu pada partograf, di partograf itu ada semua, apakah masih aman, kapan harus dirujuk, jadi mereka mengacunya di situ, dan itu sudah baku," jelas Zharifa.


Kronologis Kejadian


Kisah memilukan dialami seorang suami bernama Lika Santosa, warga Desa Pauh 1, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara, Sumsel. 


Lika Santosa menceritakan istrinya hendak melahirkan di Puskesmas Pauh pada Selasa 9 Mei 2023 atau 20 hari yang lalu. 


Istrinya bernama Agustina, masuk Puskesmas Pauh sekitar pukul 22.00 WIB malam. 


Calon bayi yang ada dalam kandungan istrinya itu adalah anak pertama dari buah pernikahan mereka pada tanggal 13 Maret 2022 lalu. 


Malam itu, tiba di Puskesmas Pauh, pasien langsung mendapat pelayanan dari petugas kesehatan dengan dipasangkan oksigen. 


"Dipasang oksigen, nunggu, katanya nanti, nanti. Sekitar jam satu setengah air ketubannya pecah. Jam dua belum juga lahir," kata Lika Santosa. 


Di ruangan persalinan tersebut, ada bidan dan juga perawat yang membantu proses lahiran istrinya. 

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved