Berita Muaraenim
Keluarga Korban Tabrakan KA Babaranjang di Muaraenim Sesalkan Palang Pintu Perlintasan tak Aktif
Pihaknya berharap kepada pihak terkait terutama PT KAI untuk bisa mengaktifkan pintu perlintasan supaya tidak ada lagi korban-korban selanjutnya.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Ahmad Farozi
SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Jika sudah suratan takdir, siapapun tidak akan bisa menghindar dari balak dan ajal.
Namun setidaknya jika pintu perlintasan dan penjaganya diaktifkan ada upaya untuk mengeliminir musibah tersebut.
"Informasinya pintu perlintasan kereta api sudah ada tetapi mengapa belum difungsikan juga," ujar Minto (38), keluarga korban tabrakan Kereta Api Babaranjang di perlintasan Pelitasari, Muara Enim.
Dia dibincangi Sripoku.com disela menunggu keluarganya, Wasid dan Nadira di Sal Bedah Kelas II Enim II RSUD dr HM Rabain Muara Enim, Rabu (12/4/2023).
Menurut Minto, ia baru tiba semalam dari Lampung dan langsung menuju ke rumah sakit.
Awalnya ia ditelepon bahwa kakak iparnya (Wasid-red) kecelakaan, namun belum diberitahu jika kecelakaan ditabrak Kereta Api.
Namun ketika tahu kecelakaan ditabrak kereta api ia merasa cemas dan langsung bergegas berangkat.
"Tahu sendiri mas, kalau musuh kereta api itu besi semua, tidak main-main," ujarnya.
Sampai saat ini, lanjut Minto, kondisi kakak iparnya Wasid dan keponakannya sudah dioperasi semua dan dalam perawatan.
Namun mereka belum bisa diajak bicara seperti masih shock.
Bahkan sampai sekarang kami belum berani menyampaikan kabar duka jika istrinya sudah meninggal dunia karena takut akan menganggu mental dan kejiwaannya.
Kedepan, sambung Minto, pihaknya berharap kepada pihak terkait terutama PT KAI untuk bisa mengaktifkan pintu perlintasan supaya tidak ada lagi korban-korban selanjutnya.
Karena tidak cukup dengan memikirkan nasib korban saja, tetapi bagaimana nasib anak-anaknya setelah ditinggal orangtuanya.
Dan jangan lagi alasan klasik PT KAI bahwa jalan PT KAI lebih prioritas dan lain-lain sehingga nyawa manusia seperti tidak ada artinya.
ementara itu, terkait dugaan tidak adanya petugas yang berjaga di pintu perlintasan KA Pelitasari, ditangapi Dinas Perhubungan Muara Enim.
Kabid Perhubungan Dishub Muara Enim, Junaini menerangkan, dugaan tidak adanya petugas yang berjaga di pintu perlintasan itu tidaklah benar.
Pihaknya memastikan, saat kejadian ada petugas yang berjaga disana dan sempat memberikan peringatan agar warga tidak memaksa melintas karena kereta sudah dekat.
"Ada saksi di sana yang melihat, bahwa petugas ada yang berjaga dan ikut menertibkan pengendara pada siang itu," katanya.
Mengenai palang pintu perlintasan kereta api tersebut, sebetulnya sejak September 2022 lalu, pihaknya sudah melayangkan surat ke Dirjen Perkeretaapian mengenai palang pintu.
Namun, masih ada kekurangan persyaratan yang harus dilengkapi. Setidaknya ada tujuh poin yang harus lengkap.
Setelah dilengkapi pihaknya kembali melayangkan surat yang saat ini masih dalam proses dan menanti persetujuan dari Kemenkeu mengenai pinjam pakai barang milik negera yang dikelola oleh Dirjen Perkeretaapian.
Sejak lama Kata Junaini, pihaknya sudah merencanakan terkait tugas, fungsi dan penempatan petugas jaga dari enam pintu perlintasan yang ada.
Setidaknya ada delapan orang yang bertugas dalam satu pos dengan pembagian empat shift kerja.
Berarti kalau enam perlintasan ada sekitar 48 orang petugas yang dibutuhkan.
Rencana anggaran operasionalnya pun sekitar Rp1,748 Milir untuk gaji standar UMR.
Dan jika dikalkulasikan dengan operasional yang lain, menelan dana sekitar Rp2 miliar dalam satu tahun.
Dan untuk menganggarkan dana tersebut tentu harus ada dasar hukumnya, yakni Izin Kemenkeu tersebut.
Untuk penanganan korban, lanjut Junaini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Jasa Marga.
Hanya saja saat ini pihak Jasa Marga ingin memastikan terlebih dahulu dimana domisili korban.
Sehingga nantinya pihak Jasa Marga akan memprosesnya sesuai dengan domisili keberadaan korban selama ini.
Diberitakan sebelumnya, terjadi lakalantas antara Kereta Api Babaranjang dengan motor Honda Beat BG 3983 EAG.
Akibatnya, empat warga yang masih satu keluarga menderita luka-luka berat dan ringan di pintu perlintasan KA Pelitasari, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 11.45.
Adapun empat korbannya yakni Wasid (50) bersama istrinya Linda Rita (49) dan kedua anaknya Kirani (13) dan Nadira (7).
Seluruhnya warga Desa Banjarsari, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat. Namun sekitar pukul 16.30, istri korban Linda Rita meninggal dunia.
2 Hari Tenggelam, Bocah 12 Tahun di Muara Enim Ditemukan Meninggal di Sungai Lematang |
![]() |
---|
Wakasad Letjen TNI Tandyo Budi Revita Puji Dukungan Pemkab Muara Enim Sukseskan Kegiatan TMMD Ke-120 |
![]() |
---|
Diguyur Hujan Semalaman, 30 Rumah di Desa Tanjung Terang Muara Enim Terendam Banjir |
![]() |
---|
Pj Bupati Muara Enim Raih Top Pembina BUMD 2024, Sabet 3 Penghargaan |
![]() |
---|
Pemkab Muara Enim Subsidi Sayur-sayuran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.