Mimbar Jumat
Mimbar Jumat: Ramadhan Bulan Latihan Bersyukur
Bersyukur adalah memberikan pujian kepada Allah SWT dengan cara taat dan tunduk serta berserah diri hanya kepada Allah SWT.
Ramadhan: Bulan Latihan Bersyukur
Datangnya bulan suci Ramadhan merupakan kegembiraan bagi umat Islam. Bukan saja karena bulan ini penuh dengan keberkahan, tetapi bulan Ramadhan seolah menjadi bulan yang sangat istimewa bagi proses pendidikan diri umat muslim. Bulan inilah yang mengatur kehidupan muslim agar tertib makan, minum, tidur.
Bulan ini juga yang melatih kepekaan emosi umat Islam. Rasa lapar yang dirasakan oleh umat muslim ketika berpuasa menjadi latihan terbaik bagi kemampuan berempati dengan sesama yang hidupnya kurang beruntung dibandingkan kita. Bulan yang istimewa ini menjadi bulan latihan bagi umat Islam, salah satunya latihan bersyukur.
Secara umum, terdapat beberapa cara untuk bersyukur, pertama, mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT secara lisan dengan berkata-kata yang baik, misalnya mengucapkan Alhamdulillah. Kedua, dengan menyadari bahwa nikmat Allah tak terhingga selalu berlimpah kepada kita. Ketiga, ikhlas menerima kebahagiaan maupun kesedihan. Keempat, bersyukur dapat dilakukan dengan cara berbagi rezeki dengan orang lain.
Dalam kitab Basya’ir Dzawi’ al-Tamyiz fi Lathaif al-Kitab al-‘Aziz, imam Majduddin Muhammad bin Ya’kub al-Fairuzabadi, syukur ada tiga kategori. Pertama, syukur dengan hati, yaitu penggambaran nikmat di dalam hati. Kedua, syukur dengan lisan, yaitu pujian kepada pemberi nikmat, dan ketiga, syukur dengan anggota tubuh, yaitu membalas kenikmatan dengan kadar yang pantas didapatkan oleh tubuh.
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Ketiga tipe syukur ini dapat dilakukan oleh muslim yang sedang berpuasa. Ketika kita menahan haus dan lapar dalam berpuasa, kita membayangkan kenikmatan berbuka di dalam hati. Rasa syukur kita ucapkan kepada Allah ketika berbuka dengan membaca doa berbuka puasa (Allahumma laka sumtu wabika aamantu, wa’ala rizqika aftortu. Birohmatika yaa rhamarroohimiiin: Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan kasih saying-Mu wahai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”.
Pujian ini kita ucapkan untuk memuji Allah SWT yang telah memberikan rezeki kepada kita, sehingga kita dapat berbuka puasa, dan tubuh kita mendapatkan haknya untuk diberi asupan nutrisi bergizi yang kita rasakan melalui nikmatnya berbuka puasa. Penghujung do’a tersebut juga mengajarkan kita untuk mensyukuri rahmat atau kasih sayang Allah SWT kepada kita.
Berpuasa melatih umat muslim untuk bersyukur dalam hidup, baik syukur secara fisik, maupun syukur secara psikhis atau mental. Secara fisik, tubuh muslim yang sedang berpuasa mengucapkan rasa syukur kepada Allah dengan cara mematuhi perintah Allah SWT untuk menahan rasa lapar, mengosongkan lambung dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, dan menahan diri dari semua yang membatalkan puasa.
Sementara secara psikhis (mental), jiwa seorang muslim yang sedang berpuasa juga menjalani latihan bersyukur dengan mengasah emosi, empati serta kecerdasan sosialnya. Ikut merasakan penderitaan orang lain yang sedang merasakan lapar merupakan proses belajar bagi jiwa kita untuk selalu mensyukuri nikmat Allah SWT yang kita peroleh dari Allah.
Bersabar menunggu waktu berbuka puasa juga menjadi momen berkualitas yang berperan penting sebagai media pembelajaran bagi jiwa muslim untuk terus bersyukur kepada Allah, Sang Pemberi Rizki. Sungguh, Ramadhan adalah bulan latihan bersyukur. Wallahu a’lam bishowab. ***

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.