Berita OKI

Terancam tak Makan, Sudah 8 Bulan Gaji Pegawai PDAM Tirta Agung OKI tak Dibayarkan

Semua karyawan berjumlah 54 orang yang belum mendapatkan gaji selama 8 bulan terakhir. Tidak ada pilih kasih seluruhnya telat gajian

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Winando
Sudah delapan bulan, gaji pegawai PDAM Tirta Agung, Kabupaten OKI, belum dibayarkan. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Sudah delapan bulan, gaji pegawai PDAM Tirta Agung, Kabupaten OKI, belum dibayarkan.

Kini pegawai PDAM Tirta Agung OKI, serba salah setelah tak menerima gaji selama 8 bulan, karena mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Total ada 54 pegawai PDAM Tirta Agung OKI yang hingga kini gajinya belum dibayarkan.

Persoalan ini terungkap berawal dari keluhan masyarakat Serdang Menang yang mengeluhkan layanan air bersih.

Ternyata usut punya usut ternyata ada persoalan internal perusahaan yakni pegawai belum menerima gaji selama 8 bulan.

"Semua karyawan berjumlah 54 orang yang belum mendapatkan gaji selama 8 bulan terakhir. Tidak ada pilih kasih seluruhnya telat gajian," kata Plt Kabag Teknik PDAM Tirta Agung, Defriansah menceritakan kepada Tribunsumsel.com pada Selasa (7/3/2023).

Menurut Defri dengan tidak adanya gaji bulanan, tentunya seluruh karyawan menjadi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

"Yang pasti gaji kami ini tolong dibayarkan, kami juga butuh untuk bertahan hidup,” harapannya.

Ditambahkan salah seorang pegawai yang enggan menyebutkan nama mengungkapkan, jangankan untuk membayar gaji, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan juga kerap membengkak dan tidak sesuai dengan pendapatan.

Contohnya saja di unit PDAM Bungin Tinggi ini untuk bayar listrik perbulannya saja bisa mencapai Rp 13.000.000 ditambah lagi untuk biaya membeli tawas (kimia penjernih air sungai).

Sedangkan pendapatan hanya dari 1.200 pelanggan yang perbulannya di kenakan biaya Rp 30.000 per rumah.

Pendapatan itu bisa balik modal jika seluruh pelanggan membayar tagihan tepat waktu.

"Sekarang ini sudah bisa bayar listrik dan beli tawas juga sudah bersyukur. Sekarang ini kami anggap kerja ini sebagai gotong royong," cetusnya.

Dirinya beralasan tetap bekerja meskipun tidak digaji.

Lantaran adanya kewajiban untuk tetap melayani pelanggan air bersih di seluruh kabupaten OKI.

"Kalau hanya mengandalkan gaji alangkah malunya kami. Tidak digaji tetapi masih bekerja,"

"Jadi kami ini sebagai pegawai PAM serba sakit (salah), Tidak kita kerjakan jadi masalah, kalau kita kerjakan tidak ada ongkosnya," kata dia.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved