Waspada, Ini Gejala Seseorang Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron BF.7, Sudah Masuk ke Indonesia
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menuturkan, sejumlah dua kasus subvarian BF.7 terdetek
"Kita tidak terlalu khawatir karena sejak Oktober ditemukan masih varian XBB yang mendominasi, belum ada tanda peningkatan BF.7," ucap Nadia kepada wartawan, Kamis (29/12/2022).
Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan, subvarian BA.5.2.1.7 atau disingkat BF.7 adalah turunan dari Omicron BA.5.
Seperti Omicron dan keturunannya, Dicky mengatakan bahwa mayoritas pasien akan asimptomatik atau tidak bergejala.
"Namun, pasien masih tetap membawa dan bisa menularkan virus corona ini kepada orang lain," ujar dia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/12/2022).
Berikut beberapa gejala yang kemungkinan menyerang pasien Omicron BF.7:
- Batuk
- Pilek Beringus
- Demam
- Nyeri tenggorokan
- Kelelahan.
"Ada beberapa orang yang mengalami keluhan lain seperti diare," tutur Dicky.
Meski terkesan ringan, infeksi Covid-19 subvarian ini tetap berbahaya bagi orang dengan imunitas rendah, seperti pengidap komorbid, lansia, atau anak dengan gangguan imunitas.

===
Lebih menular dengan masa inkubasi pendek
Dicky menjelaskan, masa inkubasi BF.7 jauh lebih pendek daripada subvarian lain, yakni rata-rata 2-3 hari.
Masa inkubasi sendiri merupakan jarak waktu saat seseorang terinfeksi virus dengan kemungkinan munculnya gejala.
Bukan hanya itu, kemampuan BF.7 untuk melakukan reinfeksi atau menginfeksi ulang orang yang sudah pernah terkena atau sudah mendapatkan vaksinasi juga lebih tinggi.
Menurut Dicky, angka reproduksi dasar BF.7 di China antara 10-18.
Angka itu disebut setara dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi dari subvarian Omicron sebelumnya.
"Artinya, di China, satu orang yang terinfeksi BF.7 bisa menularkan pada sekitar 10-18 orang lainnya," tutur dia.