Rencakan Pembangunan Lift di Jembatan Ampera, Tim Ahli Cagar Budaya Sumsel Beri Respon Penolakan
Rencana penambahan fasilitas lift yang diperuntukan sebagai akses menuju puncak menara Jembatan Ampera mendapat penolakan dari Tim Ahli Cagar Budaya
Penulis: Mita Rosnita | Editor: adi kurniawan
Bahkan dia lebih sepakat apabila fungsi Jembatan Ampera dikembalikan seperti saat awal pembangunannya yang mengusung konsep up and down daripada harus melakukan penambahan lift yang tidak begitu penting dilakukan.
"Kan Jembatan Ampera ini punya nilai sejarah yang tinggi, jembatan yang pertama kali dibuat di Palembang pasca kemerdekaan jadi daripada ditambah lift lebih baik dikembalikan lagi fungsi awalnya yang bisa naik turun, ini tidak dilakukan lagi karena alasan macet dan hilangnya hidrolik jembatan," katanya.
"Bila pemerintah bermaksud mengembalikan marwah Jembatan Ampera dengan menambahkan lift, lebih baik dilakukan juga lagi kecanggihan Jembatan Ampera yang seperti itu," ujarnya.
Senada dengan Retno, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel sekaligus Tim Cagar Budaya Sumsel Aufa Syahrizal mengatakan, bahwa pembangunan lift perlu untuk dilakukan kajian lebih dahulu.
"Saya berbicara sebagai Tim Ahli Cagar Budaya bukan Kadis Pariwisata yang melihat Ampera ini menjadi salah satu cagar budaya, saya kira bila Pemkot ingin menambah lift artinya akan ada perubahan konstruksi yang seyogyanya harus meminta masukan terlebih dahulu dengan tim ahli," katanya.
Dia mewanti-wanti, jangan sampai rencana tersebut dulakukan semata-mata hanya karena nafsu, mengingat sebelumnya kasus Pasar Cinde telah terjadi.
"Kemudian setiap cagar budaya sudah dilindungi oleh Undang-Undang Cagar Budaya, jangan sampai Kasus Pasar Cinde terulang kembali, karena kepentingan oknum yg tidak melibatkan TACB dan mengabaikan Undang-Undang Cagar Budaya," tegasnya.
Terlebih untuk bisa menerima pengakuan dan sertifikasi cagar budaya diterangkannya bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah sehingga perlu waktu panjang.
"Kalau begini tidak heran banyak bangunan atau peninggalan sejarah dan budaya di Kota Palembang yabg belum tersertifikasi sebab prosesnya yang panjang dan perlu kajian mendalam, jangan sampai karena ini sertifikasi Ampera hilang dan tidak diakui karena kesalahan kecil," tandasnya.