Santri di Banyuasin Dianiaya
'Anak Saya Dicekik Sampai tak Bisa Bernapas', Ibu Santri Ponpes Ma'had Izzatuna Minta Bantu Kapolri
Anak saya bilang dia dicekik sampai tidak bisa bernapas. Lalu dia bangkit lagi terus ditonjok perutnya di depan ulu hati sampai susah lagi bernapas.
"Anak saya mengalami trauma psikis. Sampai sekarang tidak mau sekolah, dia takut, trauma, itu yang sangat saya khawatirkan," ungkap Ermawangi.
Draf Perdamaian
Sementara itu, Ryan Gumay SH, CHRM, CTL, perwakilan kuasa hukum keluarga korban, menyoroti soal pengakuan ponpes beberapa waktu yang lalu tentang kejadian yang dialami korban.
"Dari Ponpes maupun orang tuanya bilang kejadian itu hanya memegang kerah. Kami perlu meluruskan ini. Dalam perawatan di RS Bhayangkara, berdasarkan keterangan orang tua korban didapat beberapa bukti (luka). Salah satunya di bagian bokong. Ada juga pengakuan korban soal lambungnya dipukul, kemudian dicekik dan lain sebagainya," ujar Ryan.
Ia menceritakan, keluarga korban beserta perwakilan Ponpes Izzatuna pernah menjenguk korban saat masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang.
Saat itu orang tua korban sempat ditawari kesepakatan damai agar tidak membawa persoalan ini ke jalur hukum.
Namun ternyata dalam upaya damai itu, ada draft yang disusulkan.
Dalam draft perdamaian itu ada yang tidak disepakati.
"Sehingga tidak terealisasi secara kongkret mengingat adanya Kalusul Pasal yang tidak sejalan dengan harapan penyelesaian perkara ini ke depan," tuturnya.
Tak hanya membawa permasalahan ini ke jalur hukum, kuasa hukum dan keluarga korban juga bakal mengadu ke DPRD Banyuasin.
Langkah ke DPRD Banyuasin dirasa perlu untuk dilakukan mengingat keluarga korban sangat berharap adanya pertanggungjawaban dari Ponpes Izzatuna sebagai lembaga penyedia pendidikan.
"Akan kami lihat seperti apa bentuk pertanggungjawaban dari ponpes maupun keluarga terlapor.
Apalagi sampai saat ini korban meski sudah keluar dari RS, namun masih mengalami trauma secara psikis.
"Nanti akan kami buktikan melalui resume dari dokter. Sebab korban juga disarankan melakukan fisioterapi ke depan. Apalagi mengingat kondisinya yang sampai saat ini masih trauma, bahkan tidak mau sekolah yang bisa membuat sekolah dari korban terancam terhambat," ujarnya.