Pileg

Sebelum Stres Kalah Nyaleg, Pengamat Ingatkan Siapkan 2 Modal Ini untuk Bisa Menang di Pileg

Saat ini berbondong-bondong masyarakat mendaftarkan diri ke partai politik untuk bertarung sebagai calon anggota legislatif.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Abdul Hafiz
Direktur Wilayah Sumsel Public Trust Institute, Fatkurohman 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Saat ini berbondong-bondong masyarakat mendaftarkan diri ke partai politik untuk bertarung sebagai calon anggota legislatif.

Tidak sedikit ada yang bertanya faktor apa yang mendorong banyak yang minat menjadi caleg, dan apa modal yang perlu bagi seorang bakal calon legislatif?

Direktur Wilayah Sumsel Public Trust Institute, Fatkurohman menyebut faktor kekuasan menjadi motivasi.

Bahwa kekuasaan itu menggiurkan. Dengan menjadi anggota dewan banyak kenyamanan, previlage yang diperoleh.

"Mendapatkan fasilitas, itulah yang jadi pertimbangan berlomba-lomba. Dan juga pengakuan sosial. Status sosial. Itu jadi motivasi orang untuk jadi anggota dewan. Selain bergaji, fasilitas ada dan, dihormati," ungkap Fatkurohman kepada Sripoku.com, Selasa (25/11/2022).

Namun sebelum melangkah, Fatkurohman mengingatkan terutama bagi caleg pendatang baru ia menegaskan untuk bisa menjadi anggota dewan tidak semudah yang dipikirkan.

"Terutama modal ketokohan, social network. Tidak cukup dengan modal kapital. Banyak yang punya modal uang tapi tidak punya social network. Akibatnya tidak terpilih dan menjadi stres," ucapnya.

Sekjen IKA FISIP Unsri ini menegaskan pendaftaran caleg memang banyak tokoh yang berlomba-lomba mendaftar.

Tetapi yang jadi perhitungan adalah bagaimana kekuatan jaringan sosial (social network). Karena ini akan menjadi modal besar kandidat yang ingin jadi caleg.

"Modal kapital (modal dana) akan berbiaya besar jika tidak ada social network yang kuat. Bagi caleg baru itu social network jadi modal utama. Artinya ketokohan yang menjadi modal utama. Makanya di beberapa daerah muncul. Misalnya wacana Gubernur Herman Deru akan nyaleg di saat tidak lagi menjabat," ujar Bung FK sapaannya Fatkurohman.

Ia menyebut ada dua hal yang menjadi perhitungan. Mengapa misalkan Herman Deru yang juga Ketua DPW Partai Nasdem Sumsel maju Pileg DPR RI. Yang pertama, ketokohan, dan yang kedua social network yang bersangkutan bisa mendulang suara banyak

Begitu juga tokoh lain seperti Menhub RI Budi Karya Sumadi yang diisukan bakal maju. Atau mantan Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna yang akan maju. Ini menjadi persaingan yang kuat di partai-partai yang besar.

"Mungkin ada dua pertimbangan kepala daerah yang ikutan nyaleg. Dia menjaga kekosongan waktu habis masa jabatannya kepala daerah. Untuk menjangkau pemilih agara popularitas dan elektabilitas tetap terjaga. Kepala daerah baru habis satu periode. Maju ke pemilu legislatif," katanya.

Yang kedua, dengan majunya tersebut test case bagi yang bersangkutan bagaimana respon masyarakat. Jika berhasil ini akan menjadi modal untuk maju di pilkada. Tetapi jika tidak berhasil itu justru aka jadi citra negatif bagi tokoh itu jika maju kembali di pilkada.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved