Kakak Adik di Banyuasin Terkena Penyakit Kulit Langka, Tak Bisa Kena Sinar Matahari
kondisi dua kakak beradik di Banyuasin kini sungguh sangat memprihatinkan setelah menderita penyakit kulit langka tidak bisa terkena sinar matahari
SRIPOKU.COM, BANYUASIN - Dua orang anak laki-laki pasangan Winarwi dan Narso, mengidap penyakit langka, kondisi keduanya sungguh sangat memprihatinkan.
Kedua pria ini bernama Welly Andika (38) anak pertama dan Tri Wahyudi (29) anak ketiga yang sudah menderita penyakit kulit langka.
Welly dan Tri, mengidap penyakit Xeroderma Pigmentosum atau XP.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit kulit keturunan yang langka.
Penyakit ini menyebabkan kulit sangat sensitif terhadap paparan radiasi sinar UV dari matahari.
Saat ditemui di rumah orangtua mereka yang berada di Dusun 5 RT 2 Desa Rejodadi Kecamatan Sembawa Banyuasin, Welly sedang beristirahat di rumah.
Sedangkan, Tri masih berada di masjid yang tak jauh dari rumahnya.
Kondisi Welly, tak sebaik adiknya Tri, kulit Welly terlihat sudah sangat menghitam dan matanya juga sudah tidak dapat melihat dengan jelas lagi.
Sehingga, ia hanya berada di dalam rumah.
Karena penyakit langka ini, selain kulit yang seperti melepuh, juga telinga bagian kiri juga sudah mulai digerogoti.
Daun telinga sebelah kiri Welly sudah habis, bahkan sudah mulai menjalar ke pipi kirinya.
Dari pengakuan Welly, bila sedang kumat rasa gatal yang teramat sangat tidak dapat ditahannya.
Ia hanya bisa menahan rasa gatal disertai sakit, tanpa harus bisa di garuk.
"Pertamanya, seperti ada bintik kecil di sela telinga, aku garuk tetapi tahunya menjalar, jadinya sekarang seperti ini. Dulu, baru pertama rasa sakit bercampur gatal setiap malam, harus menahan rasa gatal disertai sakit," ungkapnya, Selasa (25/10/2022).
Saat kecil, ia masih bisa beraktivitas seperti biasa, bersekolah dan bermain, akan tetapi sekitar setahun lalu penyakitnya ini mulai menggerogoti kulit.
Ia tidak dapat lagi keluar rumah, karena apabila terkena sinar matahari maka akan terasa gatal dan terasa seperti melepuh.
Sejak saat itu, Welly juga tidak dapat bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya. Ia hanya menghabiskan waktunya di dalam rumah.
Sedikit berbeda dari kondisi Welly, sang adik Tri yang juga mengalami hal serupa masih tetap beraktivitas.
Akan tetapi, tidak bisa terlalu lama berada di luar ruangan. Kulit Tri, juga melepuh sama seperti yang dialami sang kakak.
Bedanya, penglihatan Tri masih bagus tak seperti sang kakakm Kondisi tubuhnya, juga lebih kuat dari sang kakak.
Ketika ditemui, Tri baru saja pulang dari masjid dirinya memilih menjadi seorang marbot di masjid dekat rumahnya.
Tri masih mampu untuk mengendarai sepeda motor, untuk pergi dan pulang dari masjid.
Tetapi, Tri harus menutupi wajah dan tubuhnya sebelum keluar ruangan agar tidak terpapar sinar matahari.
"Dari masjid, karena bisa kerjanya jadi marbot saja kalau yang lain tidak bisa karena takut terkena sinar matahari," katanya singkat.