Mahasiswa di Palembang Dianiaya Senior

Bela Arya Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, Syaiful Padli Dilaporkan ke Badan Kehormatan DPRD

Termasuk mendukung langkah Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs H Syaiful Padli ST MM yang konsen mendampingi Arya.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM/Abdul Hafiz
Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel yang juga Ketua Bidang Humas DPW PKS Sumsel, Mgs H Syaiful Padli ST MM 

Eks Ketua KAMMI Daerah Sumsel ini melihat ada beberapa hal yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan kita di kampus terutama terkait dengan kegiatan-kegiatan di luar kampus.

"Ini seringkali terjadi banyak korban. Bahkan ada yang meninggal karena kekerasan ini. Maka pihak kampus harus menegakkan aturan yang tegas ketika melakukan kegiatan di luar kampus ini paling tidak ada SOP dari pihak kampus sehingga tidak terjadi kekerasan yang seperti ini," papar Ketua Persatuan Zuriat Palembang tahun 2006.

Yang kedua kalaupun pihak mahasiswa melanggar, mahasiswa tersebut harus siap dikeluarkan. Nah ini juga seringkali terjadi di banyak hal. Maka ia meminta pihak kampus untuk menegakkan aturan terkait dengan hal tersebut.

"Lalu kami minta ini diusut oleh pihak berwajib, jangan sampai ini menjadi preseden buruk bagi dunia kampus kita. Dan ini akan menjadi pembelajaran ke depannya. Ketika mahasiswa mengadakan kegiatan, mereka akan mengedepankan gara-gara elegan. Disiplin boleh tapi tidak dengan kekerasan. Saya kira ke depannya ini perlu menjadi perhatian semua pihak," beber Alumni Magister Manajemen FE UNSRI tahun 2010.

Kekerasan fisik terjadi ketika mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) pada unit kegiatan mahasiswa kampus (UKMK) di salah satu satu Universitas Negeri Palembang. Seperti dialami korban yang mengalami pemukulan sehingga di bagian muka babak belur.

Berdasarkan penelusuran informasi Sripoku.com, Arya mengikuti program diksar sejak, Kamis (29/9/2022) hingga Minggu (02/10/2022) di Bumi Perkemahan Gandus, secara tiba-tiba membuat heboh.

Lantaran beredar pesan WhatsApp menyebutkan terdapat beberapa mahasiswa mengalami perundungan yang diduga dilakukan oleh senior.

Salah satu dosen di kampus tersebut sekaligus kerabat Arya yang enggan disebutkan namanya, telah memberikan keterangan bahwa saat ini korban masih mengalami syok akibat pemukulan oleh senior sehingga menyebabkan muka Zero terdapat luka memar.

"Orangtua korban masih keluarga saya bahkan saat ini korban mengalami memar di bagian muka dan mata bengkak," kata dosen yang meminta namanya tak ditulis.

Sementara itu, Mai yang merupakan ibu korban mengaku sangat terpukul saat mengetahui kabar anaknya telah menjadi korban kekerasan saat mengikuti diksar yang diduga dilakukan oleh seniornya tersebut.

Terlebih saat dirinya melihat kondisi wajah anaknya dipenuhi lebam dan terdapat luka akibat sundutan api rokok, Mai menilai tindakan tersebut sudah tidak manusiawi.

"Kondisi anak saya saat ini jidatnya bengkak, telinga biru semua, mata bengkak, ada sundutan rokok di muka, kedua lengan biru dan ada banyak bekas jotos di kepala," terangnya. (Abdul Hafiz)

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved