Mahasiswa di Palembang Dianiaya Senior

PENGAKUAN Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang: Disundut Api, Ditelanjangi & Dihadapkan ke Mahasiswi

"Selama 20 menit saya telanjang bulat di depan mereka," ujar Arya, mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang mengaku dianiaya seniornya.

Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/MITA ROSNITA
Salah satu tim kuasa hukum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Sumsel Berkeadilan (YLBHSB)) Prengki Adiatmo SH (tengah) didampingi korban Arya Lesmana Putera (kanan), Jumat (7/10/2022), menunjukkan bukti tangkapan layar wajah Arya saat dihubungi saksi melalui video call WhatsApp oleh salah satu saksi. 

Penganiayaan terhadap Arya yang dilakukan oleh puluhan seniornya masih terus berlanjut bahkan hingga pukul 19.00 WIB.

Bahkan tindakan asusila tersebut sempat terjadi di musala yang seyogyanya menjadi tempat beribadah.

Lebih lanjut Arya mengatakan setelah dirinya menerima pemukulan, ancaman dan pelecehan seksual, pelaku justru memaksan Arya untuk membuat video permohonan maaf dengan narasi yang sebelumnya telah dibuat oleh mereka seperti video yang telah tersebar di sejumlah media sosial.

Pernyataan lain yang disampaikan Arya kepada Sripoku.com yakni dalam pembuatan video tersebut ternyata dirinya kembali menerima pukulan apabila narasi yang dia ucapkan salah dan tidak sesuai permintaan mereka.

"Sebelumnya saya diminta untuk menghafal kata-kata yang mereka tulis di kertas, setelah itu kepala saya ditutup dengan menggunakan tas mukenah yang ada di sana. Setelah selesai saya take video hingga beberapa kali, karena teksnya panjang dan sulit dihafalkan akhirnya pukulan demi pukulan kembali saya terima," lanjutnya.

Dalam sesi ini paling tidak Arya telah menghabiskan sepanjang tiga jam yakni sejak pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB untuk membuat video klarifikasi tersebut.

"Pas ambil video itu setiap pukulan ada levelnya. Jadi kalau saya salah, satu kali pukulan masih ringan tapi semakin sering salah semakin sakit pula pukulannya. Karena ingin mengindari pukulan mereka menggunakan tangan, sampai-sampai jam saya hancur dan pecah," jelasnya.

Akan tetapi, lanjutnya, para pelaku juga menjanjikan apabila Arya berhasil membuat video permohonan maaf tersebut, mereka akan memberikan tepuk tangan dan membebaskan Arya.

"Akhirnya saat mendekati malam saya berhasil membuat video itu, karena sebelumnya OK yang juga merupakan ketua umum sekaligus ustadz saya saat hafalan Al-quran di Baturaja meminta saya untuk menghafalkannya seperti saat saya belajar dengannya, dan akhirnya saya bisa dan mereka memberikan tepuk tangan. OK sendiri sebetulnya juga ikut menghajar saya dengan menendang perut saya," ungkap Arya lagi.

Tak Ada Panitia yang Melerai

Menurut pengakuan Arya, saat kejadian ada 90 orang yang menjadi panitia dalam kegiatan tersebut.

Di saat dia dianiaya oleh sebagian dari jumlah panitia yang ada, sebagian panitia lainnya mengetahui kejadian tersebut, mengingat Arya sempat dibawa ke sana-kemari oleh para pelaku.

Bahkan saat pembuatan video klarifikasi di musala terdapat beberapa panitia kesehatan.

Waktu itu AP yang merupakan penanggung jawab dari posko itu sempat bermaksud untuk menghentikan penyerangan kepada Arya hingga menangis.

Namun permintaan tersebut tidak didengarkan oleh mereka dan membuat panitia lain takut untuk menghentikan aksi mereka terhadap Arya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved