Liputan Khusus

Warga Masih Buang Sampah di Lahan Kosong, Diberi Umpatan pun Tak Digubris

Bahkan parahnya di sana juga tertulis kata-kata kasar, hujatan dan umpatan yang ditujukan terhadap pelaku pembuang sampah di sana.

Editor: Soegeng Haryadi
Warga Masih Buang Sampah di Lahan Kosong, Diberi Umpatan pun Tak Digubris - Sripo-edisi-Minggu-12-Juni-2022.jpg
DOK. SRIPO
Sripo edisi Minggu, 12 Juni 2022; Kalimat Umpatan Pun tak Mempan
Warga Masih Buang Sampah di Lahan Kosong, Diberi Umpatan pun Tak Digubris - Tempat-pembuangan-sampah-oleh-warga.jpg
SRIPO/MERRY LESTARI
Tulisan yang melarang siapapun yang membuang sampah ditempat tersebut tak digubris oleh pelaku pembuag sampah
Warga Masih Buang Sampah di Lahan Kosong, Diberi Umpatan pun Tak Digubris - Tempat-yang-kerap-jadi-lokasi-pembuangan-sampah.jpg
SRIPO/MERRY LESTARI
Salah satu lokasi disekitar pemukiman yang kerap menjadi tempat pembuangan sampah. Padahal di lokasi tersebut ditulisi larangan membuang sampah ditempat tersebut.
Warga Masih Buang Sampah di Lahan Kosong, Diberi Umpatan pun Tak Digubris - Tempat-pembuangan-sampah-warga.jpg
SRIPO/CHAIRUL NISYAH
Salah satu tempat yang menjadi lokasi pembuangan sampah masyarakat di Palembang.

PALEMBANG, SRIPO – Sampah masih saja menjadi masalah di Palembang. Bukan saja tempatnya, tapi perilaku buang sampah sembarangan masih kerap terjadi, utamanya di lahan-lahan kosong sekitar pemukiman.

Perilaku buang sampah sembarangan tak hanya berdampak buruk terhadap lingkungan, melainkan juga menimbulkan keresahan bagi warga sekitar yang pemukimannya dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.

Diakui oleh warga Kelurahan Pahlawan yang berlokasi di depan Madrasah Aliyah (MA) Al Falah Palembang (kawasan UIN Raden Fatah), penduduk sekitar lokasi pembuangan sampah mengaku sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menginggatkan pelaku pembuang sampah tersebut, mengingat mereka sendiri tak tahu siapa orangnya.

“Udah gatau lagi mau gimana bilanginnya, kita juga gatau pasti orangnya siapa. Karena mereka ini yang buang sampah di sana itu malem-malem, jadi ya mana kita bisa negur beneran,” kata Agus, seorang warga pemilik toko manisan setempat.

Agus juga menyebut dirinya sering melihat orang yang bahkan sengaja melemparkan sampah dari dalam mobil seraya lewat dari tempat tersebut. Padahal jelas pada tempat yang dijadikan pembuangan tersebut banyak ditulisi larangan-larangan hingga hujatan bagi yang membuang sampah di sana.

Selain itu tempat yang benar-benar disediakan sebagai tempat pembuangan sampah atau Tempat Pembuangan Sementara (TPS)berada tak begitu jauh dari tempat tersebut. Namun karena malas menurut Agus, orang-orang sembarangan saja melemparkan sampah di pinggiran jalan yang berada di sebelah kanan Perguruan Methodist tersebut.

“Maaf-maaf ni ya, bahkan kebanyakan saya sering lihat yang suka buang sampah sembarangan di sana itu mahasiswa atau anak-anak kos yang ada di sekitar sini. Mereka males buat jalan sedikit lebih maju ke depan di pembuangan sana, jadi asal lempar aja,” kata Agus lagi.

Menurut Agus, bahkan Ketua RT maupun RW juga sudah cukup sering memberikan imbauan terkait larangan membuang sampah sembarangan di pinggir jalan itu. Namun tetap saja tak membuahkan hasil.

Hal serupa juga terjadi di sekitar Jalan Lebak Rejo, Kelurahan Sekip Jaya Palembang. Lahan kosong yang berada di persimpangan jalan tersebut menjadi spot pembuangan sampah bagi oknum-oknum tak bertanggung jawab.

Padahal jelas di sana tertulis bahwa tanah tersebut ada pemiliknya, dan larangan terkait membuang sampah di sana juga sudah banyak tertulis. Bahkan parahnya di sana juga tertulis kata-kata kasar, hujatan dan umpatan yang ditujukan terhadap pelaku pembuang sampah di sana. Meski demikian, tumpukan sampah-sampah baru terlihat di tempat tersebut.

Menanggapi hal tersebut, warga sekitar hanya bisa geleng-geleng kepala. Mereka mengaku tak bisa berbuat banyak. Mengingat sudah sering menegur orang-orang yang membuang sampah di sana.

“Udah sering lah dibilangin gak boleh buang sampah di sana, tapi namanya juga manusia. Kalau gak ada kesadaran sendiri ya susah. Tapi yang buang di sana itu bukan warga sini, entah itu orang dari mana yang buang sampahnya ke sini,” tutur Juminah.

Perilaku buang sampah sembarangan yang merusak lingkungan dan meresahkan warga ini, seolah menjadi sebuah kebiasaan yang sulit untuk dihapuskan. Karena meskipun diingatkan berulang kali, para pembuang sampah ini tetap saja melakukan hal tersebut.

Oleh sebab itu, warga yang lingkungan kerap menjadi spot pembuangan sampah sembarangan, berharap agar masyarakat yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya untuk sama-sama menyadari dan menumbuhkan kesadaran diri untuk menjaga lingkungan sekitar. Karena selain mengganggu pemandangan alias tak enak dipandang, sampah-sampah yang berserakan ataupun menumpuk tidak pada tempatnya itu akan menimbulkan bau yang tak sedap dan mengganggu masyarakat sekitar.

Sementara dari obrolan dengan beberapa warga, diantaranya mengatakan jika terpaksa harus membuang sampah sembarangan, karena jauh dan tidak adanya tempat pembuangan sampah disekitar lokasi tempatnya tinggal.

Namun ada pula warga yang membuang sampah tidak pada tempatnya karena mengikuti warga lain yang memang membuang sampah disuatu tempat seperti di lahan kosong atau di bawah pohon.
Meski salah, beberapa warga justru menganggap hal tersebut tak masalah. "Warga sini memang sering buang sampah disana. Lihat saja, sampahnya banyak begitu. Lagian nanti ada petugas yang membersihkannya," ujar ibu rumah tangga sambil menunjuk lokasi pembuangan sampah yang ada di bawah pohon besar pinggir jalan di Kertapati, Palembang.

Namun tak banyak masyarakat yang tahu jika membuang sampah sembarang dapat dikenakan hukuman kurungan penjara serta denda yang nilainya mencapai ratusan ribu rupiah.

Kurang Didikan

Pengamat sosial di Palembang Profesor Abdullah Idi menyebut perilaku buang sampah sembarangan bukanlah tradisi atau kebiasaan, melainkan kurangnya kesadaran dalam diri seorang individu untuk menjaga kebersihan lingkungan.

“Palembang yang katanya termasuk kota besar, memang tidak mudah untuk mengatasi masalah sampah ini. Apalagi Palembang ini banyak rawa-rawa dan sungai, kemudian tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya ini masih beragam, belum merata,” kata Idi.

Oleh sebab itu, menurutnya perilaku buang sampah tersebut berawal dari kebiasaan dan ajaran yang didapat di rumah. Oleh sebab itu pentingnya menumbuhkan kesadaran tersebut dari lingkup ruang terkecil yakni dari rumah.

“Jadi sebenarnya dari individu dan rumah tangga itulah masing-masing daripada level RT/RW bahkan sampai kelurahan, itu harus punya kepekaan. Selain itu peran dari pemerintah itu juga perlu, tidak hanya membuat aturan, tapi kontrol juga pengawasan,” tuturnya.

Untuk dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan diperlukan adanya edukasi yang jelas serta pengawasan dari pemerintah.

“Perlu edukasi, aturan yang konsisten terkait pentingnya membuang sampah, penyuluhan, serta pengawasan,” jelasnya.

Karena itu, ia menyebut perilaku buang sampah sembarangan itu bukan sebuah budaya atau kebiasaan melainkan kurangnya rasa kesadaran dan pengetahuan terhadap lingkungan.

“Jadi memang bukan budaya, tapi memang yang perlu ditumbuhkan itu adalah kesadaran tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya oleh masyarakat secara kolektif, secara bersama-sama,” lanjutnya.

Sehingga solusinya menurut Idi adalah dengan kembali menghidupkan kegiatan edukasi serta ajakan dari pemerintah, seperti Jumat bersih, sebagai contoh nyata pemerintah kepada masyarakat Kota Palembang.

“Memang dalam hal tertentu terkadang harus dimulai dari pemimpin. Kalau dulu kan Pak walikota itu ikut langsung turun ke sungai tiap Jumat, mengadakan Jumat bersih, kalau sekarang mungkin itu udah gak ada lagi karena Covid kemaren, tapi kan sekarang sudah enggak (Covid-19). Jadi mungkin bisa dimulai lagi, untuk mengajak masyarakat,” katanya.

Meski demikian Idi menyebut kebersihan kota Palembang sudah termasuk cukup baik jika dibandingkan dengan kota-kota provinsi lainnya. (cr41/cr34)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved