Sebelum Tragedi UAS, Ternyata Indonesia Pernah Berseteru dengan Singapura karena Sosok Ini: Fatal
Ramainya kasus UAS ditolak di Singapura, ternyata Indonesia pernah bersitegang dengan kota Singa itu.
Penulis: Monalia Aninda Aryani | Editor: pairat
Pahlawan Indonesia tersebut bernama Usman dan Harun.
Dilansir dari TribunBatam.id, Kamis (19/5/2022). Usman dan Harun adalah pasukan elit anggota Korps Komando Operasi (KKO), nama korps marinir TNI Angkatan Laut saat itu.
Pergerakan kedua pejuang itu langsung di bawah Komando Kapten Paulus di Pulau Sambu, Batam, Kepri. Selain sebagai pasukan elit KKO, Usman dan Harun juga tercatat sebagai intelijen negara Indonesia yang sangat ditakuti.
Perjuangan Usman dan Harun melawan Singapura pada saat itu untuk menjalankan tugas-tugas khusus negara Indonesia melawan Singapura.
Bahkan pergerakan keduanya, hanya Usman, Harun dan komandannya yang mengetahui.
"Kalau pergerakan Usman dan Harun, hanya dia berdua dan komandannya yang tahu. Keduanya menjalankan tugas-tugas khusus, makanya saat dia tertangkap tidak ada rakyat Indonesia yang tahu. Tahunya setelah dihukum gantung oleh Pemerintah Singapura," ujar Herman Thio, saksi hidup Usman dan Harun.
Herman pun menjelaskan jika pasukan elit KKO pada zaman itu sangat ditakuti oleh tentara dari kota manapun.
Hal ini dikarenakan pasukan KKO terkenal dengan kepintaran dan sikapnya yang sadis.
"Zaman itu, nama KKO sangat ditakuti oleh tentara mana pun. Sebab pasukan ini dikenal sadis dan pintar-pintar dalam perperangan. Baik perang terbuka maupun perang tertutup," lanjutnya
Herman pun menceritakan awal ia mengenal Usman dan Harun.
Ia mengatakan saat itu, dia ditangkap oleh tentara Singapura saat menjadi Tentara Nasional Malaysia (TNM) melawan Singapura.
Tertangkap oleh tentara Singapura, Herman pun harus menjalani proses hukum dan dihukum gantung oleh Pemerintah Singapura.
"Setelah beberapa hari di tahan, baru Usman dan Harun tertangkap. Keduanya juga ditahan di tahanan Auran Road, kami bertiga satu ruangan di lantai tiga.
Dalam tahanan di lantai tiga itu, ada 80 kamar sel tahanan. Hanya kami betiga dalam ruangan itu, tapi beda-beda sel," jelas Herman
Satu bulan berada dalam sel yang sama. Usman, Herman dan Harun sempat bercerita.