Konflik Laut China Selatan

SEMPAT Main Ancam di Natuna, China Kini Bungkam Setelah Tahu AS di Belakang Indonesia, Siaga Perang

Pada Desember 2021, Beijing menuntut Indonesia menghentikan kegiatan pengeboran minyak dan gas di utara Kepulauan Natuna

Editor: Wiedarto
(AFP via VOA INDONESIA)
Mayor Jenderal Heri Wiranto (kiri) bertemu dengan Kapten AS David Moats di markas Mulawarman di Balikpapan. 


Reaksi China China dan AS adalah musuh Perang Dingin, dan mereka adalah negara adidaya yang saling bersaing saat ini. Oh mengatakan China mungkin sedikit khawatir tentang pandangan Indonesia terhadap AS. Indonesia dinilai "tidak cukup menyelaraskan diri dengan AS” dan tidak mengutuk Rusia atas aksi invasinya di Ukraina seperti yang dilakukan banyak negara, katanya.


Pejabat di Beijing belum mengomentari latihan Garuda Shield yang diperluas tahun ini. Indonesia menganggap China sebagai tujuan ekspor utamanya, dengan nilai 16,8 miliar dollar AS per tahun, dan sumber investasi asing terbesar, sebesar 1,4 miliar dollar AS dalam tiga bulan terakhir pada 2019.


Umat Muslim Indonesia mungkin keberatan dengan peran AS yang lebih kuat, kata Paramitangrum, dosen Hubungan Internasional di Universitas Bina Nusantara. Washington mencoba untuk memecah sel-sel muslim radikal di Indonesia, kata Departemen Kehakiman AS.

Upaya tersebut dimulai setelah serangan teroris 11 September 2001, meskipun saat ini isu tersebut kurang mendapat perhatian. AS mendekati Indonesia untuk merajut hubungan militer yang lebih kuat daripada sebaliknya, katanya.


"Selama China tidak melakukan apa-apa atau tidak mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan bahwa mereka kuat atau mereka ingin memamerkan kekuatan mereka, hal itu tidak masalah bagi Indonesia dan warga Indonesia," kata Paramitangrum.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved