Mimbar Jumat
Penyesalan Orang di Alam Kubur
Melaksanakan ibadah bukan saja yang fardhu, tetapi semua yang sunnat mu’akkad dan ghoiro mu’akkad mereka kerjakan, mereka ini masuk Surga tanpa hisab.
Oleh : Drs H. Syarifuddin Ya’cub M.HI
Dosen Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
Allah SWT membagi ummat Nabi Muhammad SAW kedalam tiga kelompok;
Kelompok Pertama mereka yang dinamakan kelompok Zolimun linafsihi,
Kedua Kelompok Muqtasid, dan ketiga kelompok Sabiqun bil khoirot.
Sebagaimana dinyatakan Allah SWT dalam surah Fathir ayat 32 yang artinya ”Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang mnganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”
Kelompok Zolimu linafsihi, menurut Tafsir al-Maraghi adalak ummat Nabi Muhammad SAW yang ibadahnya hanya melaksanakan yang fardhu-fardhu saja.
Itupun masih banyak dilalaikan mereka, karena prioritas pertama bagi mreka adalah kepentingan sukses di dunia.
Karena itu mereka ini masih banyak melakukan maksiat.
Dalam merespon ayat 32 surah Fathir ini Rasulullah menyatakan bahwa kelompok Zolimu li-nafsihi ini Hisabnya kelak berat dan blum bisa masuk surga, mereka disiksa terlebih dahulu di Neraka.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:
Pada saatnya barulah Rasulullah SAW diizinkan membrikan syafa’atnya,
Maka dikeluarkan dari Neraka, lalu mandi di sungai “Nahrul Hayawan” setelah bersih dimasukkan ke surga dan di keningnya ada tulisan “AL JAHANNAMIYUN”.
Kelompok Muqtasid, adalah mereka yang sudah melaksanakan ibadah yang sunnat-sunnat dan mereka tidak melakukan maksiat, karena orientasi ibadah mereka untuk mempersiapkan diri ke negeri akhirat.
Mereka ini hisabnya ringan dan bisa langsung masuk ke Surga.
Sedangkan kelompok ketiga Sabiqum bil khoirot.
Mereka yang orientasi ibadahnya untuk memeperoleh ridho Allah.
Mereka melaksanakan ibadah bukan saja yang fardhu, tetapi semua yang sunnat mu’akkad dan ghoiro mu’akkad mereka kerjakan, mereka ini masuk Surga tanpa hisab.
Dalam surah Al-Alaq Allah SWT menyatakan yang artinya: “Sekali-kali tidak! Sungguh, ma-nusia itu benar-benar melampaui batas, Apabila melihat dirinya merasa cukup, Sungguh, ha-nya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu).” Al-Alaq ;6-8)
Hamba Allah dihidupkan Allah di muka bumi ini adalah untuk beribadah dan Allah akan me-nguji manusia ini, siapa diantara mereka yang paling baik amal ibadahnya.

Update 27 Januari 2022. (https://covid19.go.id/)
Rasulullah SAW menyatakanan bahwa setiap hari ada 5 Malaikat turun ke bumi yaitu;
Pertama; Turun di Makkah dan berseru; “Ingatlah manusia siapa yang berani meninggalkan kewajiban terhadap Allah SWT pasti Rachmat Allah SWT putus baginya.”
Kedua; Turun di Madinah serunya; ”Ingatlah orang yang meninggalkan sunnaturrasul, pasti ti-dak memperoleh syafaatnya.”
Ketiga ; Turun di Baitul Maqdis serunya; “ Ingatlah, orang yang makan barang/ harta haram, pasti tidak diterima segala amalnya.”
Keempat; turun di pemakaman orang Islam; serunya; ”Hai penghuni kubur, apa yang kau i-nginkan dan kau sesalkan?
“Jawabnya; “Kami menyesal, karena tidak bisa menambah amal dan usia Cuma-Cuma dulu (membuang-buang waktu yang sangat berharga) di dunia.
Dan kami iri terhadap orang yang sholat berjama’ah secara kontiniu dan membaca al-Quran serta membaca shalawat Nabi, istighfar, padahal kini kami tidak dapat lagi melakukan semua itu”.
Kelima; Turun di pasar-pasar ummat Islam serunya;
”Hai para manusia tenanglah, sebab ketentuan Allah SWT tentang hukuman balasan sudah pasti adanya, maka bagi yang takut segeralah membenahi dirinya dan bertaubat dari dosa-dosanya.
Kami perlihatkan kepadamu, tapi kamu tidak menginginkannya, dan kami takuti, tapi tidak diindahkan.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Seandainya tidak ada lagi orang yang khusyu’ dan bayi-bayi menyusu, serta hewan ternak dan para lanjut usia yang sholat, pasti sudah dituangkan siksa di atasnya dengan segera.” (Abu Laits Assamarkand, Tanbihul ghofilin hlm.365)
Ternyata penyesalan penghuni kubur dari ummat Islam adalah; tidak bisa lagi menambah amal, mereka iri terhadap orang yang berkesinambungan shalat berjamaah di masjid, membaca al-Quran, bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW bahkan di dalam surah almunafiqun pe-nyesalan mereka adalah :
“Tuhan, Jika Engkau tunda ajal kami sebentar saja, kami mau bersedekah dan kami mau jadi hambaMu yang sholeh.”
Tetapi Allah Jelaskan jawaban penyesalan mereka dengan Firman Allah SWT “Tidak bisa ditunda seseorang apabila sudah tiba ajalnya, Allah Maha Mengetahui apa-apa yang sudah kamu perbuat.”
Maka untuk mengatisipasi supaya tidak ada penyesalan kelak ketika di alam kubur ada bebe-rapa persiapan;
A. Mengingat Mati
Sebagaimana telah dikemukakan pada awal tulisan ini bahwa manusia dihidupkan di dunia ini adalah untuk diuji, siapa yang paling baik amal ibadahnya di antara mereka!
Maka orang-orang yang mendapat hidayah Allah SWT akan merasa mudah saja melakukan amal-amal shaleh sebelum menemui kematiannya.
"Yang menjadikan mati dan hidup (bagi manusia) untuk menguji, siapa diantara kamu (ma-nusia) yang baik amal ibadahnya dan Allah maha gagah dan maha pengampun". (QS:67 Al Mulk:02)
Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Rasulullah SAW mengingatkan kepada para sahabat dengan sabda beliau yang artinya:
"Jadilah kalian di dunia ini seperti orang asing, atau orang yang sedang dalam perjalanan (pelancong), dan bersiaplah diri kamu sebagai ahli (penghuni) kubur." (HR. Mujahid dari Ibnu Umar ra.)
Kemudian Rasulullah bertanya: "Kalian ingin masuk surga? Jawab sahabat; "Ingin ya rasul!"
Lalu beliau bersabda; "Lenyapkan khayalanmu, hendaklah malu kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh."
Sahabat menjawab, "kami sudah malu kepada Allah", maka jawab Nabi Muhammad SAW;
"Bukan demikian, yang dimaksud ialah; Ingat kubur dan isinya, pelihara perut dan isinya, pelihara kepala dan panca indera, dan barang siapa ingin mulia di akhirat; tinggalkan kemewahan dunia. Itulah yang dimaksud dengan malu kepada Allah swt. dengan demikian kalian menjadi kekasih-Nya."
Lalu Rasulullah membaca ayat: Artinya: "Kalian dilupakan oleh kemewahan dunia, sampai masuk ke dalam kubur." ( QS. 102. At-Takatsur :1-2)
Lalu sabda beliau: "Manusia mengaku: Ini hartaku, Ini kepunyaanku, ketahuilah: kepunyaan-mu tidak bermanfaat, kecuali yang dimakan habis, atau dipakai sampai rapuh, atau yang di se-dekahkan, itulah yang tetap". (HR. Humaidy Thawil dari 'Ajil)
Karena itulah mereka (yang ingin beruntung di akhirat) mempersiapkan diri, dan meman-fa'atkan waktu yang tersisa dalam kehidupan kesehariannya dengan ibadah sebagai berikut;
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

B. Meningkatkan Ibadah
Orang-orang mukmin akan memprioritaskan amal ibadahnya pada hari Jum'at, karena hari Jum-at adalah hari yang sangat mulia, salah satu dari 3 hari raya agama Islam.
Pada hari Jum'at, Allah SWT menyempurnakan serta meridlai Islam sebagai agama dan nikmat bagi umat manusia.
Pada hari Jum'at, Allah SWT menciptakan Nabi Adam as memasukkannya ke dalam surga, mengeluarkannya dari surga, serta memberikannya rahmat dan ampunan.
Allah SWT memerintahkan kiamat pada hari Jum'at, dan ada suatu saat di hari Jum'at jika se-orang muslim meminta sesuatu kepada Allah 'Azza wa Jalla, niscaya Allah akan memenuhinya.
Apabila pada hari Jum'at permintaan hambanya tidak dipenuhi-Nya, sungguh Allah SWT telah menyimpankan untuk hamba-Nya bagian yang lebih baik.
Apabila hamba-hamba Allah SWT selamat pada hari Jum'at, maka selamatlah mereka pada hari lain.
Allah SWT mewajibkan Shalat Jum'at (fardlu 'ain) bagi Mukmin, Muslim-Laki-laki yang mer-deka, baligh, berakal, sehat dan berada di kota atau desa (mustautin).
Kecuali budak yang dimiliki, perempuan, anak-anak, orang sakit dan musafir.
Firman Allah SWT dalam surah Al Jumu'ah ayat 9 yang artinya; "Wahai sekalian orang yang beriman! Apabila diserukan untuk shalat di hari Jum'at, maka bersegeralah kamu sekalian menuju zikir kepada Allah (shalat Jum'at), dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila shalat telah didirikan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah. Dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung". (QS 62 Al-Jumu'ah:9-10)
Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadisnya yang artinya; Dari Abu Hurairah dan Ibnu 'U-mar ra. Bahwasanya keduanya mendengar Rasulullah SAW bersabda di atas mimbarnya: "Orang-orang yang biasa meninggalkan shalat Jum'at harus segera menghentikan kebiasaannya itu atau kalau tidak maka Allah akan mengunci hati mereka kemudian mereka termasuk orang yang lalai. (HR. Muslim)
C. Mempersiapkan diri sebagai calon Penghuni Surga
Rasulullah SAW menyatakan bahwa seluruh umatku masuk surga, kecuali bagi yang tidak mau.
Para sahabat terkejut dan menanyakan, siapa yang tidak mau tersebut.
Maka Rasulullah SAW melanjutkan keterangan beliau yang artinya "Seluruh umatku akan masuk kedalam surga, melainkan orang yang menolak. Seorang sahabat bertanya. "Wahai Rasulullah siapakah orang yang menolak itu?. Jawabnya "Siapa yang menta'atiku (yang mengikuti sunnah) mereka masuk surga, dan barang siapa yang durhaka terhadapku (maksiat) berarti dia menolak". (HR. Imam Bukhari, dari Abu Hurairah ra.)
Dalam sebuah dialog seorang sahabat meminta petunjuk kepada Rasulullah SAW yang artinya: "Dari Abu Ayyub Kholid bin Zaid Al-Ansory ra.
Bahwasanya seorang Laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw. "Ya Rasulallah! Beritahukan kepadaku amal-amal apa yang akan memasukkan aku ke Surga? Nabi Muhammad saw. mengatakan: Engkau mengabdi (menyembah) kepada Allah SWT, dan jangan mensekutukanNya dengan sesuatu, dan mendirikan shalat, dan menunaikan zakat dan menghubungkan silaturrahim. (Muttafq 'alaihi)
Dari dialog tersebut di atas, memberikan panduan bagi seseorang yang mempersiapkan dirinya sebagai calon penghuni Surga adalah;
Pertama, melakukan pengabdian yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT apapun yang dilakukan oleh seseorang dalam aktifitas kesehariannya adalah dalam kerangka pengabdiannya sebagai hamba Allah SWT (Ibadah umumiyah).
Profesi yang dia tekuni adalah amanah Allah SWT sebagai kontribusinya dalam upaya mem-berikan kemudahan bagi umat manusia dalam kehidupan dimuka bumi ini.
Melaksanakan tugas secara professional dan proporsional dengan pengertian ikhlas dan inilah yang dimaksud Rasulullah SAW dengan memiliki sifat sempurna.
Sifat sempurna menurut Rasulullah SAW itu adalah;
"Berkata benar dan bekerja dengan jujur".