'BUKAN SAYA' KSAD Ngaku tak Bisa Tindak KKB, Jenderal Dudung Disinggung soal Baliho : Binggung

"Kalau TNI AD kan hanya menyiapkan personel (pembinaan), operasional di sana kan kewenangan Panglima TNI bukan saya

Editor: Yandi Triansyah
(KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG)
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG) 

SRIPOKU.COM - Wakil Ketua Umum Partai Ummat Buni Yani menyinggung Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, soal sikapnya mengenai KKB.

Buni Yani mengaku binggung dengan pernyataan Jenderal Dudung yang mengaku tak bisa melakukan tindakan terhadap KKB.

Padahal sudah banyak korban berjatuhan akibat serangan yang dilakukan KKB.

Sepanjang Januari 2022 saja sudah empat prajurit gugur ditembak KKB.

Terbaru Kamis (27/1/2022) tiga prajurit TNI AD gugur di Kabupaten Puncak, Papua.

Adapun tiga prajurit yang gugur merupakan anggota dari Satgas Kodim Yonif Raider 408/Suhbrastha.

Tidak Bisa Serang KKB tapi Baliho Dipreteli, Jenderal Dudung Disentil Buni Yani : Tak Konsisten

Ketiganya yakni Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa.

Menanggapi hal itu, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman menegaskan dirinya tak memiliki tupoksi untuk mengejar KKB.

Dikutip dari Kompas.com, Dudung mengatakan dirinya tak bisa mengambil perintah untuk melakukan pengejaran atas peristiwa gugurnya tiga prajuritnya.

Dudung mengatakan reaksi pengejaran hanya bisa dikeluarkan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

"Kalau TNI AD kan hanya menyiapkan personel (pembinaan), operasional di sana kan kewenangan Panglima TNI bukan saya, saya tidak bisa adakan pengejaran, adakan ini, saya tidak bisa. itu kewenngan Panglima TNI," imbuh Dudung.

Dudung mengaku kehilangan atas meninggalnya tiga prajurit TNI AD saat menjalankan tugas negara.

"Saya merasa kehilangan, itu anak buah saya kan," ujar jenderal bintang empat itu di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Politisi Buni Yani juga ikut mengaku binggung dengan sikap Jenderal Dudung tersebut.

"Pak Dudung cukup membingungkan. Untuk kasus separatis Papua dia pakai tupoksi, tapi untuk urusan baliho dia tidak pakai tupoksi," tulis Buni Yani dikutip dari akun Twitternya @Buniyani.

Buni Yani menilai logika dan tindakan dari Jenderal Dudung tidak konsisten.

"Rasanya ini logika dan tindakan yang tidak konsisten," lanjutnya. (Sripoku.com/Kompas.com)

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved