Usai Nisan Kuno Satu Per Satu Benda Diduga Bersejarah Ada di Tanjung Barangan, Ada Botol Belanda

Setelah ditemukan dua batu nisan kuno di Tanjung Barangan kini tim arkeologi Sumsel kembali menemukan benda-benda bersejarah.

Editor: Refly Permana
tribunsumsel.com/linda
Benda-benda bersejarah ditemukan di tempat pembuangan tanah galian di daerah Tanjung Barangan, Senin (24/1/2022). 

Penulis: Linda

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Setelah ditemukan dua batu nisan kuno di Tanjung Barangan kini tim arkeologi Sumsel kembali menemukan benda-benda bersejarah di Tanjung Barangan.

Benda-benda yang ditemukan tim arkeologi Sumsel, seperti pecahan keramik, pecah sendok, botol kuno yang masih utuh diperkirakan masa kolonial Belanda.

Lalu ada tembikar, tegel, sol sepatu, bata yang ada jejak kaki hewan dan lain-lain.

"Benda-benda ini diperkirakan dari abad 18 hingga 20," kata Kepala Kantor Arkeologi Sumsel, Wahyu Rizky Andhifani, Senin (24/1/2022).

Ia menjelaskan, bahwa penemuan benda-benda bersejarah tersebut ditemukan di kawasan Tanjung Barangan, ditempat pembuangan tanah galian dari pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Komplek Pertokoan Tengkuruk Permai 16/17 Ilir.

Benda-benda tersebut ditemukan tak jauh dari penemuan batu nisan kuno sebelumnya. 

"Yang menariknya kita temukan botol yang masih utuh diperkirakan masa kolonial Belanda. Kalau yang lainnya kan pecahan, kalau botol ini masih utuh hanya ada sedikit goresan pada ujung botol," ungkapnya 

Menurutnya, untuk benda-benda temuan lainnya saat ini masih diselidiki tim arkeolog untuk dikaji lebih lanjut lagi.

Karena memang itu baru satu lokasi dan masih ada empat lokasi yang akan dikunjungi kedepannya.

"Kita masih akan melihat langsung tempat pembuangan tanah galian IPAL tersebut di empat titik yaitu di, Gandus, Opi, Jakabaring dan Mata Merah," katanya.

Sedangkan ketika ditanya dengan ditemukannya benda-benda bersejarah tersebut apakah kawasan 17 Ilir akan kembali digali.

Menurut Wahyu perlu koordinasi yang lebih luas, mengingat daerah tersebut tempat perekonomian.

"Butuh proses yang panjang kalau mau dilanjutkan. Kalau dari segi pedagang yang kaki lima ok bisa dipindahkan, tapi yang ruko-ruko bagaimana? Jadi ini memang perlu melibatkan banyak pihak," ungkapnya.

Untuk itu menurutnya, diharapankan dari Kota Palembang baik dari PUPR maupun pemerintah Kota Palembang mau turut bergerak juga.

Karena ini penting sebagai pengetahuan sejarah Kota Palembang.

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved