Ada Pukul-pukulan di Tradisi Lingkaran Setan di Kepramukaan Berbuntut Panjang, Orangtua Lapor Polisi

Tradisi lingkaran setan yang dilakukan pramuka wilayah Bandung berbuntut panjang. Sejumlah orangtua siswa yang ikut kegiatan itu lapor polisi.

Editor: Refly Permana
dokumenSRIPOKU.COM
Ilustrasi kegiatan pramuka. 

SRIPOKU.COM - Tradisi lingkaran setan yang dilakukan pramuka wilayah Bandung berbuntut panjang.

Seperti diketahui, tradisi tahunan lingkaran setan yang di inisiasi senior kepramukaan ini terjadi di daerah Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada 7 Januari 2022.

Menurut Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo, kegiatan yang digelar di salah satu rumah senior kepramukaan ini melibatkan juniornya.

Ada sekitar 50 orang yang mengikuti kegiatan tersebut.

"Dari 50 orang itu ada item pelatihan berupa basis untuk menjaga atau memperlihatkan kekuatan.

Namun caranya tidak pantas, dilakukan dengan saling memukul," kata Tompo.

Sejumlah orang mengalami luka lebam akibat tradisi tahunan itu, orangtua yang tak terima melihat kondisi anaknya dengan luka lebam, kemudian mendatangi Polres Ciamis pada tanggal 11 Januari 2022, untuk melaporkan kegiatan tersebut.

Esoknya, polisi langsung melakukan visum dan meminta keterangan awal kepada para terlapor untuk mengklarifikasi peristiwa itu.

"Saat ini masih penyelidikan," katanya.

Polisi menyebut korban tradisi lingkaran setan sebanyak 18 orang.

"Ada 18 orang junior (kelas X) menderita luka-luka lebam," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo di Mapolrestabes Bandung, Jumat (14/1/2022).

Tompo mengatakan, kegiatan lingkaran setan tersebut diinisiasi oleh senior kepramukaan, tak ada bentukan kepanitiaan dalam kegiatan lingkaran setan tersebut.

"Tidak ada kepanitiaan. Ini inisiasi senior. Pola pembinaannya ada yang keras, sehingga ada korban," ucapnya.

Polisi saat ini masih menunggu hasil visum dan melakukan penyelidikan terkait kegiatan tersebut.

"Kami masih menunggu hasil visum sebelum naik jadi penyidikan. sekarang masih penyelidikan," kata Tompo.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved