'Terlalu Dibesar-besarkan' Mantan Menkes Siti Fadilah Sebut Varian Omicron Tidak Berbahaya
"Nah, kemudian didramatisasi gitu kayaknya, (sampai dikatakan) mati lo kalau kena Omicron," ujarnya.
Di sisi lain, dia mengungkapkan sejauh ini belum ada data yang menunjukkan bahwa varian Omicron 'lebih ringan' dibandingkan varian virus corona sebelumnya.
"Kita harus tahu juga bahwa kita sekarang hidup di era vaksinasi di mana cukup banyak kota-kota besar yang (warganya) sudah divaksinasi. Akan tetapi, cakupannya, kan, tidak (belum) 100 persen, masih ada sebagian warga yang belum mendapatkan vaksin," tambahnya.
Ahli biologi molekuler ini juga menambahkan, meski laju vaksinasi Covid-19 di negara-negara maju cenderung tinggi, tetapi lonjakan kasus Covid varian Omicron tetap terjadi.
Terutama pada mereka yang tidak mau divaksin, atau yang belum mendapatkan vaksinasi dan tidak taat protokol kesehatan.
Sedangkan, orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap dan tetap menjaga protokol kesehatan masih memiliki risiko terpapar varian virus baru yang relatif lebih kecil.
Mantan menkes Siti Fadilah mengungkapkan bahwa mutasi varian Omicron dari sedikit protein, sehingga menurutnya yang berubah hanya pada ujung protein spike, yakni yang digunakan virus untuk menginfeksi inangnya.
Ahmad pun menjelaskan jika para ilmuwan terutama di bidang biologi molekuler telah mengamati ada pola yang sangat berbeda terkait mutasi varian Omicron.
Pertama, menurut di, jumlah mutasi varian Omicron sangat tinggi dibandingkan varian Delta.
Mutasi varian Omicron mencapai 30, sedangkan mutasi varian Delta adalah 8.
"Mutasi yang muncul 30 itu identik dengan mutasi yang sebelumnya yang kita ketahui. Kita masih mempelajari perangai seperti apa yang berubah ketika terjadi mutasi di 30 titik sekaligus," imbuh Ahmad.
Lebih lanjut Ahmad memaparkan bahwa jumlah mutasi virus yang berhubungan dengan mudahnya virus menyebar.
"Yang dikhawatirkan oleh para ilmuwan, karena ini masih virus yang sama targetnya sama kalo misalkan angka kematiannya masih sama, katakan 2 persen dikalikan jumlah yang lebih banyak, kan, jadi lebih banyak," ujar Ahmad.
Menjawab hal ini, dia menuturkan karena saat ini vaksin Covid-19 sudah tersedia, maka dengan adanya program vaksinasi, virus menghadapi target yang berbeda.
"Jadi itu yang bisa menjelaskan mengapa banyak orang terkena virus ini gejalanya ringan karena bisa saja orang tersebut sudah pernah terpapar atau sudah divaksinasi.
Artinya, untuk mengatakan (varian Omicron) 'tidak berbahaya' kita harus tahu dulu populasi mana," jelas Ahmad.