Ahli Mikrobiologi Sumsel Prof Yuwono Sebut Tak Ada Efek Negatif Jika Merek Vaksin Berbeda

Menurut Ahli Mikrobiologi Sumsel, Yuwono, penyuntikan vaksin dari dua merek vaksin yang berbeda tidak berpotensi menimbulkan efek samping berarti.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Welly Hadinata
kolase/sripoku.com
Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Yuwono 

SRIPOKU.COM - Pemerintah masih menggencarkan program vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat.

Pelaksanaan vaksinasi pun menggandeng berbagai kalangan termasuk instansi pemerintahan, BUMN dan swasta.

Di sisi lain, keterbatasan jumlah dosis vaksin yang tersedia membuat masyarakat harus menunggu anttrean sedikit lebih lama. 

Beberapa di antaranya pun mengaku resah dan ingin melakukan penyuntikan dosis kedua dengan merek vaksin lain.

Salah satunya, Try Wulan, warga Palembang, mengaku ingin melakukan vaksinasi dosis kedua dengan vaksin Pfizer, sedangkan vaksin dosis pertama dengan Sinovac.

"Saya sempat demam sewaktu di jadwal vaksin kedua sehingga saya menunda penyuntikan kedua. Sewaktu mengontak petugas vaksinasi ok vaksin sudah habis," ujarnya, Rabu (8/12/2021).

Namun, dengan menghubungi layanan kesehatan lainnya akhirnya perempuan 28 tahun mendapatkan merek vaksin yang sama dengan vaksin dosis ke satu.

Menurut Ahli Mikrobiologi Sumsel Prof Yuwono, penyuntikan vaksin dari dua merek vaksin yang berbeda tidak berpotensi menimbulkan efek samping berarti.

"Sejauh ini tidak menimbulkan efek negatif karena terjadi mekanisme mixed and match, dicampur saling sinergi," terang Yuwono.

Memang kata Yuwono, secara matematis efikasi setiap merek vaksin berbeda.

Misalnya saja, vaksin Covid-19 Sinovac sebesar 65,3 persen, AstraZeneca 62,1 persen, Sinopharm 78 persen, dan Pfizer 95,5 persen

Selanjutnya, Moderna 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun dan 86,4 persen untuk usia di atas 65 tahun.

"Ingat tubuh manusia ini luar biasa, canggih. Vaksin yg dicampur tetap menstimulasi imunitas seluler untuk membentuk antibodi, tidak tergantung efikasi," kata dia.

Ahli Mikrobiologi Prof Dr dr Yuwono M Biomed saat vaksinasi moderna di RS Pusri.
Ahli Mikrobiologi Prof Dr dr Yuwono M Biomed saat vaksinasi moderna di RS Pusri. (handout/sripoku.com)

Dijelaskan Yuwono, efikasi merupakan angka matematis saat uji klinis fase ketiga yaitu membandingkan berapa yg kena infeksi dari kelompok yang diberi vaksin dan kelompok yang diberi plasebo (air garam fisiologis).

Hingga 8 Desember 2021, capaian vaksinasi dosis pertama telah berada di angka 60 persen dan memasang target 80 persen dosis pertama di akhir Desember 2021.

Sementara itu, vaksinasi di Sumsel untuk dosis pertama telah mencapai 59,34 persen atau sebanyak 3,74 juta orang telah divaksin. Selanjutnya, pada vaksinasi dosis dua tercatat sudah 35,35 persen atau 2,23 juta orang telah menjalani vaksinasi dengan lengkap.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved