Virus Corona di Sumsel
Dua Vaksin yang Ampuh Lawan Omicron Varian Baru Covid-19, Prof Yuwono: Segera Tutup Akses Masuk
"Penting sekali, karena kasus Omicron ini dominan pada orang yang belum divaksinasi di Afrika Selatan," kata Peneliti Pandemi dari Griffith University
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM - Varian Omicron disebut-sebut kebal akan vaksin Covid-19.
Akan tetapi, Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman, tidak sependapat.
Dikatakannya, program vaksinasi Covid-19 adalah cara terbaik mencegah terinfeksi Omicron.
"Penting sekali, karena kasus Omicron ini dominan pada orang yang belum divaksinasi di Afrika Selatan," ungkapnya saat ditanyai Tribunnews, Sabtu (27/11/2021).
Dicky menambahkan jika Vaksin Covid-19 masih cukup efektif menghadapi varian ini.
Hanya saja, ia menekankan lagi.efikasi yang dimaksud adalah mencegah keparahan dan angka kematian.
Efikasi vaksin Covid-19 tidak sampai untuk mencegah terinfeksi atau menularkan pada orang lain.
Dicky pun menyarankan pemerintah untuk mengupayakan program vaksinasi.
"Cakupannya harus lebih dari 90 persen menurut saya.
Kedua adalah penerapan 3T, 5M dan survelen genomic dan survelen lainnya di bawah payung PPKM bertingkat harus ditingkatkan di akhir tahun sampai 2022," katanya lagi.
Di sisi lain, ia pun menekankan untuk tidak panik secara berlebihan.
Karena vaksinasi terhitung masih efektif dalam melindungi keparahan dan kematian.
"Kabar baiknya saat ini Pzier dan Moderna bekerja membuat booster untuk varian baru ini.
Tapi butuh 100 hari, hingga 100 hari ke depan adalah rawan," pungkasnya.
Cara lain yang harus dilakukan menurut Dicky ada pada kebijakan pemerintah.