FAKTA Menarik Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Ini Tugas Pertamanya saat Masih Pangkat Letda
Andika mengisi posisi Panglima yang ditinggalkan Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun per November 2021.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Jenderal Andika Perkasa resmi dilantik Presiden RI Jokowi menjadi Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/11) siang.
Andika dilantik berdasarkan Keputusan Presiden nomor 106/TNI Tahun 2021
Andika mengisi posisi Panglima yang ditinggalkan Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun per November 2021.
Tokoh agama meletakkan Al Quran di atas kepala Andika selama pengambilan sumpah jabatan tersebut.
Dengan aturan yang tertuang di Undang-Undang TNI saat ini, Andika hanya punya masa jabatan sekitar 13 bulan.
Ia akan memasuki masa pensiun saat berusia 58 tahun pada November 2022.
Sementara itu, posisi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) kosong usai ditinggalkan Andika.
Jokowi menunjuk Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Dudung Abdurachman untuk naik pangkat guna mengisi jabatan KSAD tersebut.
Seperti juga Andika, Jokowi melantik Dudung sebagai KSAD hari ini juga di Istana Negara.
Dudung pun naik pangkat menjadi jenderal bintang empat.
Diketahui, Jendral Andika Perkasa ini banyak menjadi panutan dari berbagai prajurit TNI lainnya.
Baca juga: Mengenal Mayjen TNI Suharyanto, Jenderal TNI yang tak Punya Hutang, Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNPB
Bagaimana sosoknya? berikut ulasannya.
Berhati Mulia
Sudah bukan rahasia umum lagi jika Jendral Andika orang yang dermawan.
Sudah banyak orang yang di tolong oleh beliau.
Mau prajuritnya sendiri, kerabat dari rekannya hingga orang asing yang ia baru temui.
Disebut dalam pembunuhan Theys Eluay
Direktur Riset Setara Institute Halili mengatakan bahwa Andika Perkasa memiliki catatan minus dalam rekam jejak dinas kemiliterannya.
"Selain label personal sebagai mantu A.M Hendropriyono yang kerap mendapat komentar negatif, Andika juga pernah disebut dalam pembunuhan tokoh dan aktivis HAM Papua Theys Eluay," kata Halili kepada Tempo, Kamis, 22 November 2018.
Theys Hiyo Eluay merupakan Ketua Presidium Dewan Papua yang juga pimpinan besar 250 suku di Papua.
Theys merupakan pencetus dekrit Papua Merdeka dan mengibarkan bendera Bintang Kejora.
Pada 2001, Dia meninggal karena diduga dibunuh Komando Pasukan Khusus.
Namun KSAD saat itu yang kini menjadi Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengganggap anggota Kopassus yang dihukum karena melakukan pembunuhan Theys sebagai pahlawan.
Menjadi menantu A.M. Hendropriyono
Jenderal Andika Perkasa merupakan menantu dari sosok penting di tubuh militer dan intelijen Indonesia, Abullah Mahmud Hendropriyono, atau yang populer dengan A.M. Hendropriyono.
Andika Perkasa menikah dengan putri pertama A.M. Hendropriyono, Diah Erwiany Hendropriyono.
Bintang satu menjadi bintang empat dalam waktu 6 tahun
Andika pada tahun 2013 tercatat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD dengan pangkat Brigadir Jenderal.
Dua hari setelah Jokowi dilantik pada pada 20 Oktober 2014, Andika Perkasa pun resmi menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden.
Upacara serah-terima jabatan dari komandan lama berlangsung di Markas Komando Paspampres, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dua tahun berselang, Ia dipindah menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura yang meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Dua tahun berikutnya, Ia menjadi Komandan Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Tentara Nasional Indonesia (Kodiklat TNI). Andika tercatat hanya enam bulan menempati jabatan Dankodiklat tersebut.
Pada 14 Juli 2018, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengangkat Andika menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Jabatan itu dipegangnya selama empat bulan saja sampai akhirnya ia kini menjadi KSAD dan menyandang pangkat Jenderal.

Perjalanan Karir
Dikutip dari Kompas.com, rekam jejak karir dari anak menantu dari Jenderal Hendropriyono ini mengawali karirnya dijajaran Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Usai menjadi lulusan Akademi Militer angkatan 1987 dengan pangkat Letnan dua (Letda)
Andika Perkasa banyak bertugas di Satuan-81 Penanggulangan Teror dan Grup 3 Sandhi Yudha.
Andika Perkasa juga pernah melaksanakan operasi di Timor Timur (1990), operasi teritorial di Timor Timur (1992), dan operasi bakti TNI di Aceh (1994).
Selain mengenyam pendidikan militer di Akmil, Andika Perkasa juga mempelajari berbagai bidang keilmuan dan meraih gelar sarjana ekonomi hingga doktor dari George Washington University, Amerika Serikat.
Andika Perkasa juga mendalami pendidikan militer dari institusi ternama di Amerika Serikat, seperti The Military College of Vermont, Norwich University, dan National Defense University.
Rekam jejak di TNI Andika pernah menjabat Komandan Batalyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus (2002), Komandan Rimdam Jaya (2011), dan Komandan Korem 023/KS pada (2012).
Pada 2013, ia diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad).
Setahun berselang, Andika menggantikan posisi Jenderal TNI Doni Monardo sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Jokowi.
Pada 2016, Andika Perkasa kemudian menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura.
Saat menempati jabatan itu, ia membawahi Komando Kewilayahan Pertahanan di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Dua tahun kemudian, ia kembali naik jabatan menjadi Komandan Kodiklat TNI AD pada Januari 2018 dan menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada bulan Juli di tahun yang sama.
Dilantik menjadi KSAD Tak lama berselang, Andika Perkasa dilantik Presiden Jokowi sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD) menggantikan Jenderal Mulyono pada November 2018.
Saat itu, dikutip dari Harian Kompas, 23 November 2018, Jokowi menilai karier kemiliteran dan rekam jejak Andika lebih mumpuni dan lebih komplit dibandingkan beberapa nama yang diajukan kepadanya.
"Bukan masalah muda dan tidak muda, semua ada hitung-hitungannya, terutama pengalaman, rekam jejak, kemudian berkaitan dengan pendidikan-pendidikan yang telah dijalani, kami lihat semua," kata Jokowi.
Andika Perkasa lahir yang lahir pada 21 Desember 1964.
Dalam kesehariannya, Jenderal Andika Perkasa kerap didampingi sang Istri dalam bertugas
Keduanya selalu tampil kompak dan romantis di sejumlah kegiatan.
Profil
Andika Perkasa lahir di Bandung, 21 Desember 1964.
Dia merupakan lulusan Akademi Militer pada 1987.
Dia banyak menghabiskan waktu untuk pendidikan selama menjadi prajurit TNI AD. Selama di Washington DC, Amerika Serikat sejak 2003 hingga 2011 dia mengenyam pendidikan militer.
Tak banyak yang tahu, rupanya Kepala Staf Angkatan Darat ini memiliki gelar sarjana di bidang Ekonomi.
Sementara untuk gelar S2 dan S3, Andika dapatkan ketika berkuliah di The George Washington University, National Defense University, serta Harvard University.
Selepas lulus dari Akademi Militer, dia bergabung dengan korps baret merah, Kopassus. Kariernya yang dimulai dari komandan peleton perlahan meningkat.
Seperti Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991), Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).
Andika kemudian diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus pada 2002 silam dalam waktu singkat. Dia akhirnya dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya.
Tak sampai setahun, Andika kembali dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
Andika mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat dan pangkatnya dinaikkan menjadi brigadir jenderal pada 2013.
Andika ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) untuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu. Pangkatnya juga ikut naik, kini dia memiliki pangkat sebagai Mayor Jenderal.
Menjadi pengawal presiden Jokowi selama dua tahun, Andika diangkat menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura pada 2016.
Andika Perkasa kembali mendapatkan pengangkatan sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad) pada 2018.
Selain itu dia mendapatkan kenaikan pangkat menjadi letnan jenderal.
Tak menunggu waktu lama, Andika kemudian dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dan menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mundur untuk maju pada pemilu gubernur Sumatera Utara.
Pada November 2018, Andika Perkasa yang juga menantu dari mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) AM Hendropriyono itu diangkat menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono.