Tersisa Hanya 60 Rumah, Pemkot Prabumulih Ada Wacana Akhiri Program Bangun Rumah Tak Layak Huni
"Saat ini sudah ribuan rumah kita bangun melalui Baznas Prabumulih, kemungkinan akan kita akhiri hingga akhir tahun ini," ungkap Ridho Yahya.
Semoga bantuan dapat bermanfaat bagi yang menerima dan apa yang dilakukan pimpinan serta seluruh anggota dewan menjadi amal ibadah," katanya.
Palo mengaku jika hanya tersisa 60 rumah lagi tak layak huni maka dipastikan tidak lama lagi akan selesai dilakukan pembangunan. "Karena pembangunan rumah tak layak huni ini dilakukan secara keroyokan sehingga jika tinggal 50 atau 60 rumah lagi maka pasti akan segera tuntas," harapnya.
Sedangkan, Direktur Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan Hari Widodo mengapresiasi pemerintah kota Prabumulih yang mempunyai program kerakyatan langsung dirasakan oleh masyarakat.
"Bank Indonesia mendukung program yang diinisiasi oleh walikota Prabumulih, karena kita lihat upaya dari pemerintah kota Prabumulih dalam mengentaskan kemiskinan dengan memberikan papan yang layak huni bukan cuma perencanaan saja namun betul-betul sudah diimplementasikan. Hal inilah yang perlu kita dukung, apalagi persoalan tempat tinggal (papan) itu adalah sebagai kebutuhan dasar manusia," jelas Hari.
Hari mengaku senang karena pemberian bantuan langsung ke rekening Baznas bukan rekening perorangan dan pihaknya melihat tata kelola dana dilakukan dengan baik serta transparan.
"Kita patut dukung program Pemkot Prabumulih ini, karena sebagaimana kita ketahui ZiSWAF itu sangat besar potensinya. Sehingga apabila ini bisa digerakkan sesuai dengan konsep ekonomi Islam, bahwa harta harus mengalir. Maka ini sudah sangat sesuai, karena ini betul-betul penerjemahan dalam bentuk yang nyata bagaimana kita mengerakkan ZiSWAF untuk kemaslahatan masyarakat," tambahnya.