Berita OKU Timur

SOSOK Liyu Toricko, Bocah SD Martapura yang Disebut Penjaga Adat Aksara Komering Agar Tetap Lestari

Dialah Liyu Toricko, siswa SD Negeri 10 Martapura, yang baru saja dinobatkan sebagai Juara 1 Lomba Pisaan Beraksara Komering Tingkat SD

|
Penulis: Choirul OKUT | Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com/Choirul
JAGA ADAT -- Liyu Toricko, siswa SD Negeri 10 Martapura, memperlihatkan trofi dan piagam usai meraih Juara 1 Lomba Pisaan Beraksara Komering Tingkat SD di Lapangan KONI Belitang, Selasa (28/10/2025). Prestasinya menjadi kebanggaan sekolah sekaligus wujud nyata kecintaan generasi muda terhadap pelestarian budaya Komering. 

Ringkasan Berita:
  • Liyu Toricko, siswa SDN 10 Martapura, meraih Juara 1 Lomba Pisaan Beraksara Komering Tingkat SD di OKU Timur.
  • Prestasinya menjadi simbol pelestarian budaya Komering di tengah arus digitalisasi.
  • Ia mendapat apresiasi dari Dr. Ratu Tenny Leriva Herman Deru dan dukungan penuh dari sekolah serta keluarga.

SRIPOKU.COM, MARTAPURA – Di tengah derasnya arus budaya digital yang serba cepat dan instan, seorang bocah sekolah dasar dari Martapura berhasil mencuri perhatian lewat kecintaannya pada warisan budaya lokal.

Dialah Liyu Toricko, siswa SD Negeri 10 Martapura, yang baru saja dinobatkan sebagai Juara 1 Lomba Pisaan Beraksara Komering Tingkat SD.

Ajang bergengsi ini digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur di Lapangan KONI Belitang.

Bagi Ricko sapaan akrabnya kemenangan ini bukan sekadar prestasi akademik, melainkan bentuk nyata kecintaannya terhadap tradisi dan identitas budaya leluhur Komering yang mulai jarang digemari anak muda masa kini.

“Kami sangat bangga dengan prestasi Ricko. Terima kasih kepada para guru di SDN 10 Martapura yang telah sabar membimbing hingga ia bisa meraih juara pertama.

Semoga ini menjadi semangat baru untuk terus berprestasi sampai ke tingkat provinsi bahkan nasional,” ujar sang ayah, Anton Kurniawan, dengan mata berbinar menahan haru, Selasa (28/10/2025).

Kebanggaan keluarga Ricko semakin lengkap ketika Dr. Ratu Tenny Leriva Herman Deru turut memberikan hadiah berupa satu unit telepon genggam sebagai bentuk apresiasi atas prestasi sang juara muda.

Kepala SDN 10 Martapura, Komariah, menilai capaian Ricko menjadi bukti bahwa semangat menjaga budaya bisa tumbuh dari ruang belajar sederhana di pelosok daerah.

“Prestasi ini bukan hanya membanggakan sekolah, tapi juga menjadi bukti bahwa generasi muda kita bisa mencintai dan melestarikan budaya daerah. Kami berharap Ricko terus berproses dan menjadi inspirasi bagi teman-temannya,” ujarnya.

Lomba Pisaan Beraksara Komering sendiri tidak sekadar menguji kemampuan membaca dan menulis aksara daerah.

Lebih dari itu, lomba ini menjadi upaya menumbuhkan rasa cinta terhadap jati diri dan warisan budaya masyarakat Komering.

Dari panggung sederhana di Belitang, semangat seorang anak bernama Liyu Toricko membuktikan bahwa di tengah gempuran modernitas, cinta pada budaya lokal masih bisa hidup.

Ia bukan hanya juara lomba, melainkan simbol kecil dari harapan besar bahwa aksara Komering tetap lestari di tangan generasi penerusnya.

Apa Itu Aksara Komering

Aksara Komering adalah sistem tulisan tradisional suku Komering di Sumatera Selatan yang termasuk dalam rumpun aksara Ulu, mirip dengan Aksara Lampung dan Aksara Ogan.

Aksara ini secara historis digunakan untuk menulis mantra, wasiat, silsilah, serta berbagai ramuan, dan saat ini upaya pelestariannya sedang dilakukan karena bahasa Komering telah beralih menggunakan alfabet Latin secara umum. 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved