Berita Religi
Ustaz Abdul Somad Beberkan Dalil Soal Hukum Perayaan Maulid Nabi, Ini Alasan Sahabat tak Merayakan
Maulid Nabi atau hari kelahiran Baginda Rasul diperingati setiap tahun oleh sebagian besar umat muslim, lantas bagaimana dalil hukum Maulid Nabi?
Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
Abu Lahab merasa senang karena adiknya yang meninggal sudah digantikkan dengan keponakannya.
Saking bahagianya, lantas Abu Lahab membebaskan budak bernama Suwaibah, sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut.
Hari itu merupakan sedekah terbesar Abu Lahab sehingga dosanya diringankan tiap hari Senin.
Kisah Abu Lahab tersebut termaktub pada Kitab Navadim Zajip Antusoha yang ditulis oleh Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al Hasani Al Maliqi, ulama besar Mekkah Al Mukaromah.
"Buka kitabnya, sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia," kata Ustaz Abdul Somad.
Baca juga: Bersholawatlah Kamu karena dengan Membaca Sholawat Nabi Banyak Manfaat Di antaraya Hajat Dikabulkan
Melansir Tribun Wow, ia pun mengatakan jika ada orang yang tidak pernah sholat namun merayakan Maulid Nabi, maka akan diringankan dosanya pada hari Senin.
Sehingga ia menyimpulkan bahwa Maulid Nabi adalah satu diantara amal sholeh asal tidak ada niat macam-macam dan hanya mengaggungkan Nabi Muhammad SAW.
Ia menambahkan, pemimpin ulama besar dunia, Syekh Yusuf Al Qorbowi menceritakan bahwa sahabat nabi tidak merayakan Maulid Nabi lantaran mereka hidup bersama Nabi, makan bersama Nabi, sholat dengan Nabi, dan menengok Nabi.
Namun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, pada masa Tabiin tidak ada orang yang mengenang hari lahir Nabi, hingga suatu saat ada satu di antara sahabat Nabi membawa anak mereka di atas bukit Uhud.
Di sana sahabat Nabi tersebut mengenalkan Nabi Muhammad.
Maka Ustaz Abdul Somad berkata tujuan peringatan Maulid Nabi yakni mengenalkan Nabi, anak Nabi, hingga cucu Nabi.
Demikianlah dalil yang menjelaskan mengenai hukum merayakan Maulid Nabi sebagaimana yang disampaikan Ustaz Abdul Somad.