Pengakuan Pengasuh Ponpes di Ogan Ilir yang Berbuat Asusila ke Santri, Akui Punya Pacar Perempuan
“Awalnya penasaran, setelah melakukannya, ada kepuasan tesendiri," kata tersangka pelaku perbuatan asusila terhadap belasan santri.
Ditreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Hisar Siallagan (tengah bawah) saat memberikan keterangan pelaku (baju oranye) di Polda Sumsel, Rabu (15/9/2021).
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Perbuatan asusila di pondok pesantren dilakukan oleh seorang pengasuh berinisial J (22). Adapun para korban dari perbuatan asusila yang ia lakukan adalah santri yang usianya belasan tahun.
Dihadirkan dalam gelar perkara yang digelar di Mapolda Sumsel pada Rabu (15/9/2021), J mengaku punya kelainan seksual.
Meski memiliki seorang pacar perempuan, J mengaku masih menyukai anak-anak berjenis kelamin laki-laki.
Maka dari itu, ia tak bisa mengendalikan nafsunya hingga akhirnya nekat melakukan perbuatan asusila terhadap santri yang belajar di ponpes tempat dirinya kerja.
Diakui J, usai melakukan aksinya, ia merasakan kepuasan tersendiri.
“Awalnya penasaran, setelah melakukannya, ada kepuasan tesendiri," ujarnya sambil menundukkan kepala.
J merupakan lulusan dari salah satu perguruan tinggi di Sumsel, ia tidak terlalu banyak berkomentar atas perilakunya.
Pria yang masih lajang tersebut mengakui ia saat ini sudah memiliki pacar seorang perempuan.
Namun, karena adanya kelainan seksual, membuat ia nekat melakukan perbuatan asusila terhadap belasan santri.
"Saya masih lajang. Untuk melampiaskan hasrat saya, saya lakukan aksi itu," jelas J.
J menambahkan, kasus asusila yang dilakukannya sudah berlangsung sejak satu terakhir. Dimana ada belasan santri laki-laki menjadi korban perbuatannya.
"Sudah satu tahun ini saya lakukan aksi tersebut. Saya penasaran saja dan merasa puas," terangnya.
Terbongkarnya perbuatan asusila di pondok pesantren ini diketahui ketika salah satu santri yang sudah menjadi korban mengeluh sakit ke orangtuanya.
Berdasarkan pemeriksaan awal, J bisa dikatakan sebagai pedofilia lantaran menyukai sesama jenis yang masih usia anak.