Virus Corona di Sumsel
Terindikasi Kebal Vaksin, Prof Yuwono Sebut Varian Mu Tak Lebih Bahaya dari Delta, Ini Alasannya
"Ada indikasi memang dia resisten terhadap vaksin, tapi itu bukan problem karena sampai sekarang intinya dari seluruh kejadian di dunia Covid-19,"
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Varian Virus Corona kembali, muncul yakni Virus Corona varian Mu atau B.1.621. Menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO, varian ini resisten terhadap vaksin.
Ahli Mikrobiologi Sumsel, Profesor Yuwono, menyebut varian Mu merupakan varian of interest yang secara medis varian ini memiliki penularan di area terbatas atau tidak seperti variant of consent seperti varian Delta dan lainnya.
"Jadi, varian ini tidak menjadi masalah.
Ada indikasi memang dia resisten terhadap vaksin, tapi itu bukan problem karena sampai sekarang intinya dari seluruh kejadian di dunia Covid-19 sudah mereda artinya vaksinasi efektif," jelas Yuwono, Selasa (7/9/2021).
Dijeaskan Yuwono, penularan varian anyar ini terkategori kecil dibanding penularan Delta yang lebih cepat meluas.
Varian Delta diperkirakan 60-70 persen penularan lebih tinggi dari varian sebelumnya.
"Kalau Virus Corona varian Mu biasa saja sebernanya sudah muncul di Brazil sudah lama. Tidak tahu kenapa dimunculkan kembali," tambah dia.
• Diduga Kebal Terhadap Vaksin, Virus Covid-19 Varian Mu Telah Menyebar ke Seluruh Dunia
Menurutnya, saat ini pemerintah dituntut untuk lebih fokus ke arah lain, yakni penanganan kesehatan yang lain.
Terlebih, karena presiden vaksin sudah menyebut vaksin sudah berhasil dan efektif dalam menurunkan tingkat penularan Virus Corona.
Dia pun mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir dengan adanya varian Mu.
Hal ini karena varian Delta yang seganas dan penularannya lebih cepat pun masyarakat harus tetap tenang. Apalagi, varian seperti ini.
"Bukannya saya meremehkan varian ini. Tidak semua mutasi pada virus itu berpengaruh pada derajat penyakit tapi penyebarannya meningkat," jelas Yuwono.
Menyikapi kemunculan varian ini, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menginstruksikan penjagaan di bandara internasional untuk mengantisipasi penularan seperti varian sebelumnya.
Menurut Yuwono, sejak awal upaya antisipasi penularan memang dilakukan dengan prosedur menutup akses pengunjung dari negara asal varian itu muncul.