Banjir di Palembang
Sejauh Ini Belum Ada Solusinya, Palembang Kewalahan Hadapi Banjir, Salahkan Sungai Musi
"Sejauh ini belum ada solusinya, jadi harus lebih banyak mengedukasi masyarakat agar tidak buang sampah sembarang," kata dia.
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kota Palembang kelabakan, begitu hujan deras turun, dengan intensitas tinggi dan lama, Rabu (1/9/2021).
Sebagian besar wilayah Palembang terendam banjir, mulai dari jalanan hingga pemukiman warga.
Seperti yang terjadi di kawasan Jalan Ahmad Yani lorong Masa Jaya RT 029/RW 006 kelurahan 13 ulu Kecamatan Seberang Ulu 2, Kota Palembang.
Di daerah ini air setinggi lutut tergenang di pemukiman warga.
Pengendara yang melintas di kawasan ini terjebak sehingga kendaraan mereka mengalami mogok dan terpaksa harus didorong.
"Hujan sebenatar saja kalu di sini pasti banjir," kata warga setempat kepada Sripoku.com.
Kawasan perkantoran juga tak luput dari kebanjiran.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:
Seperti di kawasan Kapten A Rivai, air sudah masuk ke halaman kantor Gubernur Sumsel.
Jalan-jalan di sekitar kantor gubernur sumsel ini juga tak luput dari banjir.
Para pejabat juga sudah turun ke jalan-jelan untuk memastikan kondisi terkendali.
Namun banjir tak dapat urung dihalang.
Penjabat (Pj) Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel Supriono, angkat bicara soal banjir di Kota Palembang.
Menurut dia, setidaknya ada faktor yang menyebabkan Palembang banjir.
Pertama, saluran air yang tidak lancar dan kedua kondisi Sungai Musi di bulan September ini sedang mengalami pasang.
Sehingga air tidak bisa turun ke Sungai Musi.
Ia tertahan karena volume air yang tinggi di Sungai Musi.
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

"Pasangnya ini baru sampai di sekitar Borang, sehingga airnya mandek di sini dan banjirnya kelihatan dimana-mana," kata Supriono.
Menurutnya, Pemerintah Kota Palembang sudah berusaha mengatasi banjir ini, bahkan bisa dibilang sudah capek.
Mereka ini berhadapan dengan perilaku manusia dan kondisi alam yang ada.
"Sejauh ini belum ada solusinya, jadi harus lebih banyak mengedukasi masyarakat agar tidak buang sampah sembarang," kata dia.
Ia menyarankan Pemkot Palembang untuk memperbanyak kolam retensi dan memelihara kolam retensi yang sudah ada.
Sebagai contoh misal di kawasan RS Siti Khodijah itu tidak banjir, karena kolam retensinya bagus.
Untuk itu kolam retensi harus dirawat agar endapan lumpurnya tidak mempengaruhi debit air yang masuk.

Satu Pompa Rusak
Pemerintah Kota Palembang bergerak ke lapangan untuk mengecek kondisi air yang mengenang di lokasi.
Sekda mengatakan, untuk dua lokasi yang ditinjau pompa air untuk menyedot dan mengalirkan genangan air berfungsi optimal.
Hanya saja, kondisi curah hujan yang tunggu dan karena kondisi pasang Sungai Musi membuat proses penyedotan memakan waktu 2-3 Jam.
"Pompa sudah berfungsi agar cepat surut, namun untuk di KI genangannya cukup tinggi setelah dicek curah hujan memang tinggi dibarengi pasang Sungai Musi, di samping itu ada pompa di 26 Ilir tidak berfungsi optimal sehingga tidak bisa menyedot air.
Saya sudah minta PU untuk segera perbaikan agar pompa di 26 ilir bisa difungsikan, " Jelasnya, Rabu (1/9/2021)
Dijelaskan Dewa, Beberapa titik lokasi genangan air mayoritas yang sifatnya tak terlalu lama.
"Jadi ada yang 1-2 Jam surut bukan genangan yang lama untuk surut. Namun, kita akan tetap lihat kondisi curah hujannya apakah berlangsung lama atau tidak. Tim percepatan penanganan tetap siaga, " Katanya.
Di sisi lain, pihak kecamatan juga harus memantau daerah-daerah mana saja yang belum surut dan segera melaporkannya agar bisa diatasi oleh tim dari PUPR.
"Sejauh ini Sedimentasi yang agak tinggi di kawasan perbatasan 22 dan 24 Ilir Kecamatan Bukit Kecil dan perlu atensi dari kecamatan untuk melaporkan bila ada titik genangan di sana, " Ungkapnya. (Linda/Rahmaliyah)
• Daftar Kawasan di Palembang yang Terendam Banjir Pasca Hujan Setengah Hari, Anak-anak Malah Berenang
