Kisah Mengharukan Seorang Kakek Jadi Relawan Vaksinasi Usai Putrinya Meninggal karena Covid-19

Meski hatinya hancur karena kehilangan sang anak, pria yang berprofesi sebagai seorang driver mobil van ini justru memustukan untuk bangkit.

Berita Harian
Abdul Azis Rashid (68) memutuskan menjaid relawan vaksinasi Covid-19. Baginya, membantu orang lain akan membuat rasa sedih dihatinya sembuh usai ditinggal sang anak untuk selama-lamanya akibat Covid-19. 

SRIPOKU.COM, MALAYSIA -- Sudah hampir 1.5 tahun melanda, sudah banyak nyawa yang gugur akibat Pandemi Covid-19.

Hal ini jelas menimbulkan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Seperti yang dirasakan Abdul Azis Rashid.

Ia kehilangan sang putri tercinta yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Meski hatinya hancur karena kehilangan sang anak, pria yang berprofesi sebagai seorang driver mobil van ini justru memutuskan untuk bangkit dan melakukan sebuah hal mulia.

Rashid memutuskan menjadi seorang relawan di salah satu pusat vaksinasi di Malaysia untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Seperti apa kisahnya ?

===

Menurut laporan dari Berita Harian, Abdul Azis seketika merasa hancur saat menerima kabar putrinya yang bernama Neti Anita (43) meninggal dunia Covid-19.

Namun, ia memutuskan untuk bangkit dan membantu orang lain menjalani proses vaksinasi Covid-19.

Rasa lelah yang ia rasakan setelah bekerja menjadi driver van nyatanya tak membuat pria yang sudah memasuki usia senja ini berhenti menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk membantu di Community Vaccine Mobilisation Program (MOVAK) yang berlokasi di Ayer Limau State Assembly (JAPERUN) Development and Coordination Committee Hall di Lubok Cina.

Abdul Azis bercerita kalau putrinya meninggal dunia pada 23 Juli 2021 lalu, tepat 2 hari usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Melaka.

Abdul Azis Rashid (68) memutuskan menjaid relawan vaksinasi Covid-19. Baginya, membantu orang lain akan membuat rasa sedih dihatinya sembuh usai ditinggal sang anak untuk selama-lamanya akibat Covid-19.
Abdul Azis Rashid (68) memutuskan menjaid relawan vaksinasi Covid-19. Baginya, membantu orang lain akan membuat rasa sedih dihatinya sembuh usai ditinggal sang anak untuk selama-lamanya akibat Covid-19. (Berita Harian)

===

"Anak saya sebenarnya sudah punya riwayat penyakit jantung. Waktu dia dinyatakan positif Covid-19, dia tidak bisa bertahan dan meninggal tiga hari setelah dinyatakan positif," ujar Abdul Azis membuka ceritanya.

"22 Juli 2021, anak saya tidur untuk selamanya. Jam 4.15 pagi besoknya, ada telepon dari dokter yang mengabarkan kalau anak saya sudah meninggal."

Menurut Abdul Azis, sebelum Anita meninggal dunia meninggalkan ia dan istri keduanya, Rohayati Mohd Jan, dia sudah lebih dulu kehilangan istri pertamanya dan anak tertuanya beberapa tahun sebelumnya.

"Istri pertama saya, Allahyarhamah Tawiyah Jantan, meninggal karena serangan jantung di tahun 1999. Setelah itu, tahun 2017, anak tertua saya, Allahyarhamah Nor Azaiah, meninggal karena kanker rahim."

"Sekarang saya hanya berdua dengan Rohayati karena kami tak punya anak lagi."

"Untuk menyembuhkan duka di hati, saya memilih untuk membantu orang laindan saya bangga," ujar Abdul Azis.

Abdul Azis percaya dengan membantu orang lain sebagai relawan, tak hanya hatinya yang akan sembuh dari rasa sedih tapi dirinya juga bisa berguna dan membantu orang banyak.

"Rasanya seperti mimpi, Anita meninggal begitu cepat. Waktu itu kami pernah video call dan dia meminta maaf atas semua kelasahannya di masa lalu. Tapi saya tidak sadar kalau itu akan jadi obrolan terakhir kami," ujar Abdul Azis.

===

Sumber : World of Buzz

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved