Kapolda Sumsel Minta Maaf
'Saya Lalai', Kapolda Sumsel Akui Banyak Dapat Cacian Akibat Sumbangan Rp2 T Akidi Tio
Dampak dari kejadian sumbangan Rp 2 triliun yang tak kunjung cair, Kapolda Sumsel mengaku banyak mendapat caci maki.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kapolda Sumsel, Irjen Pol Prof Eko Indra Heri, sudah meminta maaf atas kegaduhan yang timbulkan akibat sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio.
Irjen Eko juga memastikan, sampai hari ini sumbangan Rp 2 triliun yang dijanjikan tidak ada.
"Saya mohon maaf," kata dia saat ditemui di Mapolda Sumsel, Kamis (5/8/2021).
"Kegaduhan ini terjadi atas kelemahan saya sebagai individu yang tidak hati-hati," lanjutnya.
Eko mengakui dirinya tidak hati-hati begitu menerima informasi bantuan tersebut.
Karena dana sebesar itu akan diberikan untuk penanganan Covid-19 di Sumsel.
"Saya memang kenal dengan keluarga Akidi, khususnya Alm pak Akidi dan anak pertamanya Ahok ketika saya bertugas di Aceh Timur," jelasnya.
Ditelepon Kadinkes
Eko mengakui awal mula dirinya mengetahui cerita bantuan tersebut dari Kadinkes Sumsel, Lesty Nurainy,
Menurut dia, Kadinkes Sumsel saat itu menelpon dirinya untuk mengabari bantuan soal sumbangan Rp2 triliun.
Eko mengaku sebelum acara seremoni di gelar di Polda Sumsel, Kadinkes Sumsel dan Prof Hardi kembali membahas soal bantuan Rp 2 triliun itu.
Disebutkannya, bantuan tersebut akan diserahkan pribadi kepada Eko dengan menggunakan cek.
Namun, hingga saat ini dana yang dimaksud tak kunjung cair.
• Akui Telepon Kapolda Sumsel soal Sumbangan Rp2 T Akidi Tio, Lesty : Minta Izin Kasih Nomor HP
Mendapat Caci Maki
Dampak dari kejadian sumbangan Rp 2 triliun yang tak kunjung cair, Kapolda Sumsel mengaku banyak mendapat caci maki.
Namun baginya, cacian dan hujatan merupakan bentuk perhatian terhadap dirinya baik secara individu ataupun sebagai Kapolda Sumsel.
"Terlepas atau tidaknya dana itu saya sudah memaafkan keluarga Akidi Tio. Saya juga sudah memaafkan pihak-pihak yang mencaci saya," ujarnya.
Kegaduhan ini diakuinya lantaran ia lalai dan tak lebih dulu menelisik soal kebaradaan bantuan Rp 2 triliun yang dimaksud Heriyanti Akidi Tio.
"Sebagai pribadi ini kelemahan saya sebagai pemimpin, sebagai manusia biasa saya mohon maaf" ungkapnya.
• UPDATE Sumbangan Rp2 T Akidi Tio, Kapolda Sumsel Diperiksa Intensif oleh Tim Internal Polri
Lesty Akui Telepon
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Lesty Nurainy mengakui dirinya lah yang menelpon Kapolda Sumsel, Irjen Eko Indra Heri, soal bantuan Rp 2 triliun.
Namun Lesty menelpon Kapolda Sumsel untuk meminta izin nomor telepon kapolda untuk dikasihkan ke Prof Hardi Darmawan.
Prof Hardi Darmawan adalah dokter keluarga dari keluarga Akidi Tio.
"Saya di WhatsApp Prof dr Hardi Darmawan, beliau menyampaikan ada yang mau memberikan sumbangan untuk penanganan Covid-19 kepada kapolda," kata Lesty saat di wawancarai di Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (5/8/2021).
Lesty mengatakan, saat itu Prof Hardi mau meminta nomor telpon kapolda.
Karena permintaan itu, ia mengaku meminta izin dulu kepada kapolda.
Untuk itu ia pun menghubungi Kapolda melalui WhatsApp, apakah boleh diberikan nomornya. "Kata Kapolda silakan," kata Lesty menirukan pembicaraan dirinya dengan kapolda.
"Karena Prof Hardi kan orang senior dari kesehatan. Kata Kapolda ia welcome, karena ada orang yang berniat baik untuk memberikan bantuan. Tentunya kita semua berpikirnya positif," kata Lesty.
Masih kata Lesty, lalu dilanjutkan antara Prof Hardi dan Kapolda.
Waktunya juga pendek. Kapolda tidak punya pikiran negatif dan selalu berpikir positif, ini niat baik dari pada keluarga Akidi Tio.
"Dimana kita memang sedang mengalami pandemi yang mengakibatkan tidak hanya segi kesehatan tapi juga ekonomi," kata Lesty.
Menurutnya, yang disampaikan Prof Hardi keluarga ini bertujuan untuk membantu penanganan Covid19, baik yang terdampak Covid19 dan orang tidak mampu. Jadi ini diluar dugaan semua bagaimana sebenarnya.
"Saya tidak kenal dengan keluarga Akidi tapi saya kenal Prof Hardi. Soal bantuan ini saya tidak bisa berkomentar apa-apa, kita tunggu saja kelanjutannya. Sebab saya tidak tahu persis kelanjutannya bagaimana," cetusnya.
Menurutnya, tak ada pertemuan antara Kapolda, Prof Hardi dan dirinya di rumah dinas Kapolda, yang ada pertemuan di Polda Sumsel.