Pertanian
5 Cara Pengendalian Hama Tikus Pada Tanaman Jagung, Bisa dengan Sanitasi dan Pengendalian Hayati
Tikus umumnya menyerang tanaman jagung pada fase generative atau fase pembentukan tongkol dan pengisian biji.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM - Tikus adalah hama yang paling merugikan bagi petani.
Tikus umumnya menyerang pertanaman jagung di lahan sawah setelah pertanaman padi.
Tikus mengandalkan indera penciuman, pendengaran dan indera perasa untuk mendeteksi keberadaan sumber makanan.
Tikus juga mempunyai daya reproduksi yang tinggi dimana hewan pengerat ini dapat melahirkan sepanjang tahun tanpa mengenal musim.
Oleh sabab itu, populasi Tikus seolah tak pernah habis-habisnya.
Populasi tikus dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti sumber air, sarang, dan ketersediaan makanan.
Pengendalian habitat tikus harus memperhatikan bioekologi hewan ini.
Tikus umumnya menyerang tanaman jagung pada fase generative atau fase pembentukan tongkol dan pengisian biji.
Tongkol yang telah masak susu dimakan oleh tikus sehingga tongkol menjadi rusak dan mudah terinfeksi jamur.
Banyaknya dampak dari Tikus kepada tanaman, membuat para petani berusaha untuk mengendalikannya.
Berikut beberapa cara untuk mengendalikan populasi Tikus.
Baca juga: 5 Cara Pengendalian Hama Wereng pada Tanaman Padi, Tingkatkan Produktivitas Padi Pakai Musuh Alami
Baca juga: Sejumlah Pohon Alpukat & Rumah Warga di Pagaralam Diserang Hama Ulat, Padahal Sedang Musim Panen
Pengendalian hayati
Pengendalian hayati adalah penggunaan musuh alami (pemangsa, parasitoid, dan patogen) untuk mengendalikan populasi hama.
Nah dalam kasus ini, cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan Tikus adalah dengan memanfaatkan predator berupa kucing, anjing, ular, burung elang, dan burung hantu.
Kebaradaan ular, anjing bisa digunakan sebagai metoda alami untuk mengendalikan Tikus.