Anak Demam, Waspadai Terpapar Covid-19, Bawa Segera ke Rumah Sakit, Begini Cara Mendeteksinya
Kalau kita lihat data memang angka kematian pada Balita cukup tinggi dibandingkan anak usia 5-18 tahun, hanya 2 kasus sedangkan 0-5 tahun ada 12 anak
SRIPOKU.COM, PEKANBARU - Bukan cuma orang dewasa dan remaja saja yag bisa terpapar Covid-19.
Anak-anak juga rentan terkena.
Masalahnya, kita selaku orangtua sering tidak menyadarinya.
Anak demam misalnya.
Ya dikasih obat demam.
Padahal boleh jadi bukan demam biasa.
Mengacu pada hal itulah, Dokter Spe sialis Anak Citra Cesilia SpA mengimbau orangtua untuk waspada terhadap gejala Covid-19 pada anak, sehingga orangtua tidak terlambat untuk membawa anak ke rumah sakit.
Cesilia SpA melihat fakta yang terjadi, angka kematian anak-anak akibat Covid-19 di Riau cukup mengkhawatirkan, atas kondisi inilah kami jadikan wawancara eksklusif .
Data dari Dinas Kesehatan Riau per 12 Juli 2021, sudah 14 anak yang meninggal dunia.
Sebanyak 12 di antaranya anak-anak di bawah usia lima tahun (balita).
Dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad Provinsi Riau, dr Citra Cesilia Sp.A, mengungkapkan, untuk kelompok anak dan remaja, angka yang paling banyak terpapar Covid-19 di kelompok usia 5 sampai 18 tahun.
Sementara kelompok anak usia 0 sampai 5 tahun ini tidak banyak yang terjangkit, namun angka kematian justru lebih tinggi.
Citra yang sehari-hari bertugas di Divisi Respirologi dan Alergi Imunologi Anak RSUD Arifin Ahmad ini mengingatkan orang tua agar tidak menganggap sepele kasus Covid-19 pada anak.
Sebab banyak orang tua yang menganggap gejala ringan akibat Covid-19 yang dialami oleh si anak sebagai hal yang biasa, sehingga anak tidak segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Berikut wawancara ekslusif Tribun dengan dr Citra Cesilia Sp.A, yang juga bisa disimak di kanal YouTube Tribun Pekanbaru Official:
Tribun : Angka kematian anak di Riau khususnya Balita akibat Covid-19 cukup tinggi, bisa ceritakan fenomena apa yang terjadi ini ?
Dokter Citra Cesilia : Selama Pandemi di Riau total anak yang terkonfirmasi Covid-19 jumlahnya sebanyak 11.578 anak (data per tanggal 14 Juli 2021).
Dari jumlah tersebut, untuk kelompok anak usia 0 sampai 5 tahun total yang terkonfirmasi Covid-19 berjumlah sebanyak 2723 balita.
Sedangkan untuk anak usia 5-18 tahun, jumlahnya sebanyak 8.855 anak yang terkonfirmasi Covid-19.
Sedangkan yang meninggal dunia ada 14 anak, 12 diantaranya adalah Balita.
Kalau dilihat secara persentase dari total 11.578 anak yang terkonfirmasi itu memang kecil angkanya, hanya sekitar nol koma, sedangkan yang dewasa itu sekitar 2 persen, tapi kita bukan bicara kecil atau besarnya, ini kita bicara soal nyawa manusia, satu nyawa itu sangat besar dan sangat berarti, apalagi pada anak-anak, mereka ini kan kedepan yang akan menjadi generasi penerus bangsa.
Kalau kita lihat data memang angka kematian pada Balita cukup tinggi dibandingkan dengan anak usia 5 sampai 18 tahun, hanya 2 kasus sedangkan 0 sampai 5 tahun itu ada 12 anak.
Padahal angka yang sakit itu justru yang banyak ada di kelompok usia 5 -18 tahun, tapi angka kematian justru yang banyak itu pada kelompok 0 - 5 tahun.
Tribun : Lalu bagaimana dengan pasien anak-anak yang sembuh ?
Dokter Citra Cesilia : Untuk yang sembuh itu ada 10.657 anak atau setara dengan 92 persen, lebih tinggi jika dibandingkan angka rata-rata nasional.
Jadi kalau kita bandingkan dengan nasional sebenarnya angka kematian anak akibat Covid-19 di Riau lebih rendah, kemudian angka kesembuhan kita lebih tinggi dari nasional.
Tribun : Angka kematian anak akibat Covid-19 itu menjadi catatan dan perhatian penting semua pihak, menurut dokter apa penyebabnya angka kematian anak di Riau ini banyak, apa sebenarnya yang terjadi ?
Dokter Citra Cesilia : Setelah kita telusuri dari 14 anak yang meninggal dunia ini ternyata tidak sampai lima hari dirawat di rumah sakit.
Mereka ini datang sudah dalam kondisi berat, kemudian dilakukan swab dihari itu, besoknya pasien meninggal, dua atau tiga hari kemudian baru keluar hasil swabnya ternyata positif.
Artinya, disini ada keterlambatan pasien dibawa ke rumah sakit.
Tribun : Bicara soal keterlambatan pasien dibawa ke rumah sakit ini menarik, karena ini kasusnya terjadi pada anak-anak balita, dimana mereka tidak sama dengan pasien dewasa yang bisa menyampaikan keluhan, saya sakit, saya demam, saya tidak enak badan, nah, kalau Balita kan tidak bisa seperti itu, bagaimana tipsnya agar orang tua tau kapan Balita ini sudah waktunya harus dibawa ke rumah sakit ?
Dokter Citra Cesilia : Pertama, kalau didalam satu keluarga itu ada yang mengalami gejala sesak nafas seperti ispa, segera periksakan diri dan jangan pernah menolak jika diminta untuk melakukan swab, karena swab itu satu-satunya cara yang paling akurat untuk menentukan status infeksi.
Jadi status infeksi ini yang harus dipastikan, apakah karena Covid atau bukan.
Tribun : Bagaimana cara untuk menentukan apakah infeksi itu karena Covid atau tidak ?
Dokter Citra Cesilia : Jadi kalau pasien ini ada gejala demam atau ispa, atau memiliki gejala lain seperti sakit perut, muntah, mencret setelah kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif, itu sudah masuk kategori suspek, itu harus diperiksakan ke dokter.
Tribun : Banyak pasien yang takut diswab karena jika hasilnya positif nanti mereka takut dirawat di rumah sakit, bagaimana sebenarnya dok ?
Dokter Citra Cesilia : Tidak demikian, karena yang dirawat itukan hanya yang bergejala sedang hingga berat, sedangkan untuk yang bergejala ringan dan tidak bergejala atau OTG itu cukup hanya dengan melakukan isolasi mandiri dengan pemantauan petugas kesehatan.
Tribun : Bagi anak yang sudah dilakukan swab kemudian diketahui infeksinya terjadi karena Covid, langkah apa selanjutnya, ?
Dokter Citra Cesilia : Setelan pasien diketahui terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan hasil swab, maka dokter akan melihat gejalanya, ini untuk menentukan apakah pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit atau cukup dengan isoman (isolasi mandiri).
Jadi seseorang itu dinyatakan layak untuk dirawat atau isoman itu dokter yang menentukan.
Tribun : Jika di rumah anak kita tiba-tiba rewel mengalami gejala demam, tentu orang tua tidak tau ini Covid atau bukan, lalu langkah apa yang harus dilakukan orang tua ?
Dokter Citra Cesilia : Misalnya anak kita demam, kemudian ada juga yang disertai batuk filek, itukan sering dialami oleh anak-anak, tapi kita tidak akan tahu itu karena Covid atau bukan jika tidak dilakukan tes PCR.
Namun sebelum itu, orang tua bisa melakukan terapi di rumah sebelum memutuskan dibawa ke rumah sakit.
Caranya dengan dengan memberikan obat demam, banyak dijual di apotik, kemudian beri banyak minum air hangat, ini penting, untuk menghindari terjadinya dehidrasi.
Tapi perlu diingat, jika anak mengalami batuk filek dan demamnya selama tiga hari tidak juga membaik, kami sarankan segera konsultasikan ke dokter.
Namun jika sebelum tiga hari ternyata anak ini memunculkan tanda bahaya itu harus dibawa ke dokter. Apa saja tanda bahaya itu?
Pertama ada penurunan kesadaran, anak tidak banyak aktif, tidak rewel lagi, lebih banyak tidur dan lemas dan responnya lambat, kita apa-apain diam saja, ini tanda bahaya.
Kemudian terjadinya gangguan asupan nutrisi, jadi anak ini sama sekali tidak bisa makan, baik disebabkan karena kondisi fisik anak terlalu lemas atau karena muntah-muntah.
Kemudian ditemukan tanda kesulitan bernafas.
Tribun : Perlengkapan kesehatan sederhana apa yang harus dipersiapkan orang tua di rumah untuk pertolongan pertama pada anak ?
Dokter Citra Cesilia : Pertama termometer yang paling sederhana dan akurat itu termometer yang diselipkan di ketiak, kemudian jika mampu sediakan juga saturasi oksigen atau oksimeter di rumah.
Pilih yang sesuai standar, karena ada banyak oksimetr yang dijual bebas dipasaran.
Tribun : Apa saran dokter kepada orang tua agar tidak panik saat menemui anaknya yang mengalami gejala Covid-19 ?
Dokter Citra Cesilia : Pertama orang tua harus harus memahami apa covid itu, seberapa bahaya, apa yang harus dilakukan ketika anak terkena Covid.
Jadi orang tua harus teredukasi dengan baik tentang Covid ini dan jangan sampai salah dalam mendapatkan informasi soal Covid.
Jadi edukasi itu sangat penting bagi orang tua, agar saat terjadi pada anaknya tidak panik.
Tribun : Apa saran dokter kepada orang tua agar anak-anaknya bisa terhindar dari paparan Covid-19 ?
Dokter Citra Cesilia : Anak-anak harus terus diberikan edukasi untuk menjalankan protokol kesehatan, kedua anak-anak banyak terpapar Covid dari kluster keluarga, mereka ada di rumah tapi orang tuanya yang terus mobile kemana-mana itu yang yang membawa virus ke rumah dan menularkan ke anak.
Jadi cara mencegahnya, pertama patuhi protokol kesehatan, sebelum, selama dan sesudah berpergian.
Jadi setelah beraktifitas diluar dan pulang kerumah jangan langsung sentuh anak, tapi langsung ke mandi setelah itu baru menyentuh anak.
Kemudian lakukan vaksinasi, karena juga bagian dari ikhtiar untuk menekan gejala berat dan kematian akibat Covid-19.
Berita Terkait wawancara eksklusif Lainnya
Baca juga berita Tribunpekanbaru.com berjudul " Eksklusif: Cara Mendeteksi Anak Terpapar Covid-19 Saat Demam By Dokter Spesialis Anak Citra Cesilia " di Babe dan Google News.
Artikel berjudul " Eksklusif: Cara Mendeteksi Anak Terpapar Covid-19 Saat Demam By Dokter Spesialis Anak Citra Cesilia " ini ditulis wartawan Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono .