Ada Perbaikan Jalan Bypass AAL, Hindari Kemacetan Pengendara Diimbau Cari Jalur Alternatif
Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN)melaksanakan perbaikan jalan bypass Alang Alang Lebar (AAL) berupa perkerasan beton melalui proyek KPBU
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Azwir Ahmad
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) memulai pelaksanaan perbaikan jalan Bypass Alang-alang Lebar (AAL) melalui proyek KPBU, Rabu (7/7/2021) kemarin.
Adapun pekerjaan perbaikan jalan yang sering dilewati kendaraan dengan tonase besar tersebut berupa rekonstruksi pengerasan beton sepanjang empat kilometer.
Ketua Tim Pelaksana Harian Proyek KPBU, Perwira Menggala menjelaskan jalan Bypass AAL Palembang merupakan salah satu akses zona industri yang terdapat banyak gudang-gudang perusahaan di Palembang. Dengan sering dilewati kendaraan dengan tonase besar, maka perkuatan jalan di kawasan tersebut harus mantap.
"Seluruh ruas jalan AAL ini akan kita rigid pavement (perkerasan beton). Panjang perbaikan jalan ini 4 kilometer," ujarnya, Kamis (8/7/2021).
Dengan dilakukan rigid pavement, Perwira mengaku bakal memperpanjang umur layanan jalan. Mengingat, kawasan tersebut merupakan zona industri maka perkuatan jalan di AAL harus benar-benar mantap, demi memberikan kenyamanan kepada pengendara yang melintas.
Ia menjelaskan, perbaikan jalan AAL Palembang ini ditarget selesai pada akhir Desember 2021 mendatang. Dengan dilakukannya perbaikan jalan ini, Perwira mengimbau kepada para pengendara agar mencari jalan alternatif untuk menuju terminal AAL Palembang.
Untuk menghindari kemacetan, pengendara diarahkan mencari jalan alternatif melalui Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II nanti bisa menuju jembatan fly over simpang Tanjung Siapi-Api dan ke arah Ampera. Sementara, untuk kendaraan dari arah Lampung bisa melalui jalan Soekarno Hatta menuju ke Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II.
"Karena perbaikan ini akan ada penyempitan lajur, yang awalnya 4 lajur dua arah kini menjadi tinggal sisa satu lajur. Kami imbau pengendara cari jalan alternatif," jelasnya.
Untuk diketahui, Preservasi Jalintim Sumsel, BBPJN Sumatera Selatan memiliki program Proyek KPBU pertama di sektor Jalan Non-Tol di Indonesia. Adapun bentuk kerja sama proyek KPBU Jalintim Sumatera Selatan ini adalah DBOFMT (Design-Build-FinanceOperate-Maintain-Transfer) dengan pengembalian investasi melalui skema Availability Payment (AP).
Perwria menambahkan, program KPBU ini merupakan proyek percontohan nasional pertama kali di Indonesia. Adapun skemanya, dalam masa konstruksi tiga tahun pertama sumber dana pembangunan berasal dari badan usaha bukan dari pemerintah. Setelah kontruksi selesai semua, pihaknya akan menilai dan memberikan penilaian lalu melakukan pembayaran.
"Kalau pekerjaannya sudah oke dan memenuhi kinerja kita bayar, jadi sekarang sistemnya di balik bukan uang pemerintah dulu, tetap uang badan usaha dulu. KPBU Palembang ini jadi percontohan nasional," ungkapnya. (Oca)