Bersentuhan Langsung Dengan Masyarakat, HNU Minta Penghulu Menjadi Duta Edukasi Covid-19
Pj Bupati Muara Enim H Nasrun Umar (HNU)mengharapkan peran penghulu mengedukasi masyarakat dalam upaya memutus penyebaran Covid-19
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Azwir Ahmad
SRIPOKU.COM, MUARA ENIM – Penjabat (Pj) Bupati Muara Enim H Nasrun Umar (HNU) meminta penghulu menjadi duta edukasi dalam upaya memutus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Muara Enim.
Bagaimana pun penghulu merupakan garda terdepan yang selalu bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Kita sekarang sedang berjibaku perang terhadap Covid-19. Penghulu bagian dari pemerintah sebagai duta Covid-19 yang langsung berhadapan dengan masyarakat sangat efektif dalam memberikan edukasi,” ujar HNU dalam sambutan Pengukuhan Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) di Balai Agung Serasan Sekundang (BASS), Selasa (29/6/2021).
Pengukuhan APRI Cabang Muara Enim periode 2021- 2025 yang dilakukan HNU tersebut dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Muara Enim Liono Basuki BSc, Perwakilan Kemenag Muara Enim H Solihan, Ketua MUI Muara Enim KH Mukhtar Syahnan lubis, SAg MPdI, Kaban Kesbangpol, Kabag Kesra, Kodim, Ketua I APRI Sumsel Yasmi, Sekretaris APRI Sumsel Khomsun Isnanto dan tiga pengurus wilayah lainnya serta pengurus APRI Cabang Muara Enim lainnya.
HNU kemudian memaparkan kondisi Kabupaten Muara Enim bahwa dari 22 kecamatan masih ada dua kecamatan berstatus zona Merah yakni Kecamatan Muara Enim dan Kecamatan Lawang Kidul.
Dalam rapat koordinasi evaluasi penanganan pencegahan penyebaran Covid-19, Senin lalu HNU menyampaikan keinginannya agar Kabupaten Muara Enim tidak ada lagi zona Merahnya.
Perkembangan terakhir, dari 22 kecamatan yang ada di Muaraenim sebanyak 13 kecamatan zona Hijau, 7 kecamatan zona Orange dan dua kecamatan zona Merah dari 22 kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim.
Dikatakan HNU, merubah zona merah menjadi zona Hijau, tidak hanya menjadi tugas pemerintah. Tetapi termasuk APRI yang bisa secara langsung memberikan edukasi kepada masyarakat, sehingga demikian terjadi kesinambungan sinergitas antara organisasi dapat berperang terhadap Covid-19.
"Kalau penghulu hendak menikahkan masyarakat kalau undangannya sampai 100 orang bisa diingatkan kepada tuan rumah untuk membatasi undangan 50 orang. Pembatasan tersebut sudah ada regulasi-regulasi pelaksanaan kegiatan," jelasnya.
HNU mengharapkan betul bantuan dari para fungsional APRI Kabupaten Muara Enim untuk dapat menjadi duta edukasi Covid-19 sebagai penyambung pemerintah kepada masyarakat.
Apalagi saat ini, banyak varian baru Covid-19 yang lebih berbahaya, untuk itu kita harus hati-hati dan perlu diingat dengan selalu memakai masker berarti kita melindungi orang banyak.
Ketua APRI Sumsel Drs H Anwar MHI, mengatakan bahwa penghulu adalah tenaga profesional tentu ada kode etik yang harus di patuhi.
Dia meminta anggota APRI untuk bisa menjalankan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin. Dan kepada Kemenag Muara Enim untuk bisa melakukan pembinaan kepada anggota APRI dalam menjalankan tugas-tugasnya.
"Selamat kepada pengurus yang baru dilantik terkhusus Ketua Khairul Fahmi dan semoga bisa bekerja dengan baik dibawah kepemimpinan yang baru dan menjadi contoh Kabupaten yang lain," katanya.
Sementara itu Kakan Kemenag Muara Enim diwakili Kasi Haji H Solihan, mengatakan bahwa asosiasi pengurus pengurus asosiasi penghulu Republik Indonesia adalah sebuah organisasi profesi oleh karena itu hal yang pertama yang kami ingatkan untuk selalu menjaga kode etik profesi, sebab tugas kepenghuluan ini adalah intinya adalah menghalalkan yang haram yang akan nikah.
"Penghulu adalah wajah Kemenag yang terdepan, jadi saya minta jaga marwah dan kode etik," pungkasnya.(ari)
