Berita Muba
VIRAL Masjid Raya Abdul Kadim di Desa Epil Muba Mirip Masjidil Haram, Unik ada Kursi Besar Berkaki 3
Masjid Raya H Abdul Kadim ini akan menjadi pusat destinasi wisata religi baru di Indonesia dan memberikan kontribusi positif untuk Kabupaten Muba.
Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Masjid Raya Abdul Kadim di Desa Epil, Muba, berdiri di tengah rumah penduduk.
Masjid Raya H Abdul Kadim ini akan menjadi pusat destinasi wisata religi baru di Indonesia dan memberikan kontribusi positif untuk Kabupaten Muba.
Ornamennya yang unik juga akan andil meningkatkan ibadah masyarakat.
Bangunan masjid ini diketahui dibangun sejak 2018 silam.
Terlihat bangunan mirip bergaya Masjidil Haram ini mulai pintu dibuat mirip pintu Masjid Ka'bah.
Berdiri kokoh di Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumsel, masjid ini menjadi buah bibir masyarakat Muba (Musi Banyuasin).
Tak kurang ratusan warga setiap harinya mencoba bersantai di halaman masjid.
Sebelum membangun masjid ini terlebih dahulu telah diadakan musyawarah keluarga, para tokoh masyarakat, dan juga meminta petunjuk dengan para tokoh-tokoh agama.
Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 1,1 Hektare dan di sisi samping ada jembatan yang melintasi kolam serta sedang dibangun juga tempat cinderamata oleh-oleh khas Muba.
Dilihat dari bentuknya, masjid ini memakai konsep arsitektur bangunan masjid turki (Hagia Sofia), sementara pintu masjid memakai konsep Masjid Nabawi.
Perihal bahan-bahan untuk masjid banyak yang didatangkan dari Yogyakarta dan ukiran-ukiran masjid didatangkan khusus dari Jepara.
Sementara itu tempat bedug memakai konsep atap rumah limas Palembang, sedangkan bedugnya sendiri di datangkan dari Cirebon.
Salah satu keunikan pada masjid ini terdapat pada kursi besar berkaki tiga, yang dibuat seperti Broken Chair yang ada di Place des Nations, Jenewa.
Adapun filosopi kursi ini melambangkan tentang siklus kehidupan dalam mengejar kekuasaan dan kakinya patah satu mempunyai penafsiran sesuai dengan ekspektasi kita, yang bisa juga diterjemahkan kekuasaan tanpa diimbangi dengan ketakwaan akan kehilangan satu kaki yang membuat kita jatuh.
Melansir TribunSumsel, Monumen Broken Chair di dekat kantor PBB Jenewa didirikan pada tahun 1997, sebagai bentuk sebuah penolakan terhadap kekerasan bersenjata terhadap warga sipil.