Lahan tak Berpenghuni Mulai Terbakar, Masyarakat Kabupaten Ogan Ilir & OKI Diimbau Waspada Karhutla

Bahkan, intensitas kebakaran mulai naik sejak akhir bulan Mei lalu menyebabkan lahan-lahan tidak berpenghuni di Ogan Ilir mulai terbakar. 

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Sudarwan
Dok Polda Sumsel
Ilustrasi pemadaman kebakaran lahan 

Laporan wartawan Sripoku.com,  Odi Aria

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel meminta masyarakat yang berada di wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) seperti Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI) untuk berhati-hati.

Pasalnya, sudah hampir sebulan Bumi Sriwijaya mengalami kekeringan akibat tidak terjadinya hujan. 

Kabid Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori mengatakan, sudah hampir sebulan wilayah Sumsel khususnya OI dan OKI tak diguyur hujan.

Bahkan, kedua wilayah tersebut tanahnya sudah mengalami pecah-pecah dampak kekeringan. 

Menurut Ansori, tahun ini kasus kebakaran lahan sudah terjadi di beberapa lokasi seperti Musi Banyuasin dan Ogan Ilir.

Bahkan, intensitas kebakaran mulai naik sejak akhir bulan Mei lalu menyebabkan lahan-lahan tidak berpenghuni di Ogan Ilir mulai terbakar

"Sejauh ini kebakaran masih kecil namun hal ini cukup mengkhawatirkan. Apalagi di OI dan OKI sudah kekeringan," ujarnya,  Senin (14/6/2021).

Dijelaskannya, untuk mengantisipasi, kebakaran lahan saat kemarau tiba pihak pemda sudah menetapkan siaga darurat karhutla di sepuluh daerah.

Daerah tersebut yakni, OKI, OI, Banyuasin, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (Pali), Musi Banyuasin (Muba), Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara), Ogan Komering Ulu (OKU) dan OKU Timur. 

Selain menetapkan status siaga, pihaknya menyiapkan sarana dan prasarana, personel guna antisipasi karhutla.

Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), operasional helikopter water bombing, serta pengaktifan kembali posko terpadu yang melibatkan semua instansi terkait. 

"Untuk antisipasi Karhutla tahun ini kita sudah menetapkan lokasi mana saja yang akan menjadi perhatian sehingga penanggulangan dapat dilakukan dengan cepat," jelasnya. 

Sementara itu,  Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel akan menambah jumlah alat ukur pencemaran udara atau air quality monitoring system (AQMS).

Sebanyak tiga unit alat disebar di kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) seperti Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved