Berita Palembang
Mengenal Tradisi Ngidang - Ngobeng di Palembang, Budaya Muliakan Tamu yang Datang
Menyajikan makanan merupakan budaya melayu yang ada di Palembang, menjadi sesuatu yang sangat dianjurkan sesuai dengan ajaran Islam.
Penulis: maya citra rosa | Editor: RM. Resha A.U
Dalam budaya ngidang ada syarat penataan makanan yang dilakukan secara silang, yakni lauk harus berdampingan dengan pulur.
Hal tersebut dilakukan agar tata krama para tamu saat bersantap terjaga.
Dengan syarat itu, artinya tamu tidak perlu menggerakkan tangan terlalu jauh untuk menjangkau piring lauk.
Ini juga menurutnya sesuai syariat Islam yang mengajarkan tamu untuk menjaga perilakunya.
Kegiatan ini juga disebut dengan besaji yaitu menghidangkan makanan dan beringkes atau merapikan semua kebutuhan.
Dengan cara seperti ini juga akan menciptakan suasana yang penuh dengan keakraban dan kekeluargaan.
Baca juga: Mengenal Tradisi Nanggok di Kabupaten Lahat, Lebih Dari Sekedar Mencari Ikan
Baca juga: Apa Itu Cheng Beng? Tradisi dan Bakti Keturunan Tionghoa Kepada Leluhur
Sebanyak delapan orang duduk bersila dengan membentuk lingkaran saling berhadapan.
Mereka siap menyantap nasi dengan beragam lauk pauknya yang berada di tengah-tengah dimana duduk antara laki-laki dan perempuan dipisah tidak boleh bergabung.
Menurutnya inilai nilai positif dari tradisi ngidang yang dapat menjalin komunikasi tanpa memperhatikan status sosial dan semuanya rata duduk bersila.
“Terakhir selesai makan, ada peserta makan yang membuka kunci, sambil mengucapkan Assalamualaikum dan terima kasih, sambil keluar lebih dahulu, biasanya yang membuka kunci ini posisinya hidangannya dekat pintu,” katanya.