Mengenal Tradisi Niduke Tujuh Jando di Rumah Baru yang Dulu Sering Dilakukan Masyarakat Palembang
"Kenapa harus janda? Janda-janda ini tentunya banyak pengalaman hidup. Kalau bilang janda kebanyakan berpikir lain. Padahal itukan takdir,"
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Salah satu tradisi Palembang yang saat ini sudah jarang ditemukan, bahkan hampir dilupakan, yaitu tradisi Niduke Tujuh Jando di Rumah Baru atau Menidurkan Tujuh Janda di Rumah Baru.
Tradisi ini cukup unik di Palembang, karena jika masyarakat ingin menempati sebuah rumah baru maka ada tradisi yang harus dilakukan.
Apa itu tradisi Niduke Tujuh Jando di Rumah Baru, Menurut pemerhati seni dan budaya Sumsel Vebri Al Lintani, tradisi ini sudah ada sejak sebelum masuknya agama Islam.
"Niduke Tujuh Jando di Rumah Baru ini bukan tradisi Islam. Hanya, itu adat yang dilakukan masyarakat Palembang," kata Vebri, Minggu (30/5/2021).
• Amarah Memuncak, Ayya Renita sebut Glenca Chysara Gadis Polos yang Licik, Peringatkan Hukum Tuhan!
Lebih lanjut ia menceritakan, ketika Islam masuk, dilihat adat kepercayaan lama yang ada. Kalau bagus boleh diteruskan, seperti Niduke Tujuh Jando di Rumah Baru. Lalu berkulturasi.
"Kenapa harus janda? Janda-janda ini tentunya banyak pengalaman hidup. Kalau bilang janda kebanyakan berpikir lain. Padahal itukan takdir, misal ditinggal suami mati," katanya.
Menurut Vebri, kesabaran dan ketabahan janda itu satu nilai kebaikan dalam Islam. Bahwa dia mampu menahan dan menjaga dirinya.
"Itu nilainya yang baik, dari pengalaman hidupnya itulah yang mungkin tidak dirasakan orang lain. Tujuh janda ini bukan sembarag janda, melainkan orang-orang yang terpilih," ungkapnya.
Kenapa dikatakan orang terpilih, karena jandanya harus yang rajin ibadah, dan bisa ngaji, bisa dikatakan yang alim. Sehingga rumah baru yang akan ditempati itu diharapkan berkah, seperti ambil berkahnya.
• Lesty & Rizky Billar tak Bisa Melawan Takdir, Belum Juga Nikah Sudah Diramal Mbak You Begini: Pakem
Lebih lanjut ia menceritakan, tujuh janda yang terpilih tersebut diutamakan dari keluarga terdekat. Kalau tidak ada baru dari luar. Namun jandanya juga yang sudah berumur.
"Untuk prosesnnya, misal mulai masuk ke rumah barunya malam Jumat maka selesainya malam Jumat berikutnya. Jadi tujuh janda tinggal selama tujuh hari di rumah baru tersebut," katanya.
Selama tujuh hari tersebut janda-janda itu tidak masak, karena diantarakan makanan dari tuan rumah. Paling kalaupun masak seperti air panas dan yang ringan-ringan.
Karena memang tuan rumah juga menyediakan alat masak kalau dulu minyak tanah, kalau sekarang bisa dibilang gas.
Disediakan juga bumbu-bumbu dan rempah-rempah seperti garam, asam, kayu manis dan lain-lain.
• Disdik Banyuasin Prioritaskan Terima Siswa Kelas 1 SD Usia 6 Tahun, Pendaftaran di Sekolah Dituju
"Yang dilakukan para janda ini selama tujuh hari yaitu bedoa, baca yasin, dan beribadah. Ia semacam uji coba menempati rumah baru, sebelum ditempati yang punya rumah," katanya.